Walaupun Lenacapavir bukan obat baru, dan FDA di Amerika Serikat telah menyetujui untuk pengobatan HIV yang resisten terhadap berbagai obat antiretroviral sejak tahun 2022. Tapi berdasarkan hasil uji klinik terbaru, Lenacapavir sangat efektif dalam mencegah penularan infeksi HIV melalui hubungan seks.
Pengembangan vaksin HIV
Upaya pencegahan terhadap penyakit infeksi yang terbaik adalah melalui program vaksinasi termasuk terhadap infeksi HIV. Pendekatan ini sangat penting mengingat bahwa walaupun pengembangan obat untuk HIV telah banyak dilakukan selama 30 tahun terakhir, namun masih terdapat berbagai kendala.
Selain obat HIV dapat memiliki efek samping dan mahal, serta sulit diakses di beberapa negara tertentu juga dapat menjadi resisten sehingga mengurangi efektifitas obat untuk HIV. Oleh sebab itu para peneliti meyakini bahwa vaksin HIV merupakan upaya pencegahan yang paling efektif untuk mengendalikan atau menghilangkan sepenuhnya infeksi HIV baru.
Namun demikian, setelah hampir empat dekade dan hingga bulan Juli 2024, belum ada vaksin HIV yang disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika Serikat ataupun di negara lainnya. Para ilmuwan masih terus berupaya mengembangkan vaksin HIV dengan beberapa pendekatan terkini, misalnya vaksin HIV berbasiskan teknologi RNA dan upaya strategi inovatif lainnya. Para peneliti mengakui bahwa masih cukup banyak menghadapi kendala dalam pengembangkan vaksin HIV. Diantara yang menjadi kendala adalah tingkat mutasi virus HIV yang tinggi, banyaknya varian virus HIV dan kemampuan menghindari sistem kekebalan tubuh manusia. Juga terbatasnya jumlah hewan percobaan, minimnya pendanaan, dan sulitnya mendapatkan relawan untuk uji klinik vaksin HIV.
Makna tema Hari AIDS Sedunia 2024
Melalui tema “Hak Setara untuk Semua, Bersama Kita Bisa”, mengharapkan tumbuhnya pemahaman bahwa akses kesehatan — termasuk layanan pencegahan, pengobatan, dan perawatan HIV — merupakan hak asasi manusia. Melindungi hak berarti memastikan bahwa layanan kesehatan tersedia bagi setiap orang, tanpa diskriminasi apa pun. Terlepas dari statusnya sebagai penderita HIV. Akses yang sama terhadap pencegahan merupakan kunci untuk menghentikan infeksi HIV yang baru.
Stigma negatif dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV-AIDS dapat melemahkan upaya melawan AIDS. Oleh sebab itu memberikan akses pengobatan yang optimal dapat menyelamatkan nyawa para pengidap HIV-AIDS. Melalui diagnosis dini dan terapi antiretroviral yang konsisten, orang dengan HIV-AIDS dapat menjalani hidup sehat dan memungkinkan tidak ada risiko penularan, serta melindungi masyarakat.
Dengan melindungi dan menjamin hak setiap orang atas kesehatan terutama bagi penderita HIV-AIDS sejatinya kita dapat menurunkan infeksi baru HIV, sehingga dunia dapat mengakhiri wabah epidemi AIDS ini.
Semoga Allah Yang Maha Kuasa melindungi kita semua sehingga kita bersama dapat mengeliminasi wabah HIV-AIDS guna mencapai generasi bebas HIV-AIDS.(*)
Editor Notonegoro