PWMU.CO – Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kota Malang mengundang Dadik Wahyu Chang di Sekolah Wirausaha Aisyiyah (SWA) dengan tema Memperkokoh Jalinan Menuju Jihad Ekonomi Aisyiyah, (30/11/2024) di Aula PDM Kota Malang jalan Gajayana 28B.
Sebanyak 75 orang Peserta yang sebagian besar adalah pengusaha Aisyiyah yang tergabung dalam Lembaga yang Bernama ISWARA di bawah komando Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan dari tingkat Ranting, Cabang dan Daerah cukup antusias mengikuti Sekolah Wirausaha Aisyiyah.
MEK PDA Kota Malang juga mengundang MEK PDA Kabupaten Malang dan MEK Kota Batu. Harapannya dengan berjejaringnya ketiga PDA ini dapat saling mendukung dalam mengembangkan perekonomian anggota Aisyiyah di Malang Raya.
Dadik Wahyu Chang menjadi salah satu pemateri dalam Sekolah Wirausaha Aisyiyah (SWA) dengan materi Proses Brand dan Aktivitas Brand.
Dadik Wahyu Chang adalah seorang konsultan branding sukses. Dalam pembukaan materinya, ia bercerita tentang perjalanan hidupnya, dimana ia memulai berbisnis di umur yang cukup muda yaitu umur 16 tahun, dan pernah bangkrut karena memiliki hutang sebesar 26 Milyar rupiah.
Di tengah keterpurukannya ia didatangi oleh Bu Retno yang ternyata menjadi salah satu peserta SWA pada hari itu. Bu Retno menawarkan haji dengan cara dibayar mencicil.
Dirinya yang tidak punya uang, namun setiap bulan selalu ada uang untuk membayar angsuran haji, dan tahun 2014 mendapat porsi haji.
Ia sangat berterima kasih kepada Bu Retno karena kedatangannya setiap bulan untuk mengambil angsuran haji ke rumahnya bisa memberangkatkannya haji.
Dadik merasa tidak pernah belajar tentang ilmu haji dan ia hanya bisa beristighfar, maka ia berniat di Tanah Suci nanti untuk jalan-jalan saja. Akan tetapi, Allah berkehendak lain, memaksa dia untuk bisa menjalankan shalat 5 waktu di Makkah karena semua Mal tutup di jam sholat.
Ia berdo’a kepada Allah agar bisa menyelesaikan permasalahannya sepulang dari haji. Alhamdulillah, satu persatu permasalahan terurai dan hutangnya lunas.
Awal dalam merintis usahanya, ia berjalan asal-asalan yang penting usahanya berjalan sehingga bangkrut usahanya. Mulai disitulah ia sadar bahwa membangun usaha itu harus sesuai teori atau ilmu pengetahuan agar lebih terarah, dan usaha kitab bisa menjadi lebih berkembang.
Ia menyarankan untuk membuat struktur organisasi dalam usaha kita walaupun personilnya baru kita sendiri. Struktur organisasi ini penting untuk pembagian tugas dalam menjalankan roda organsiasi usaha kita.
Struktur organisasi ini bisa berkembang sesuai dengan perkembangan usaha kita.
Sebuah produk harus memiliki branding yang bagus. Pembangunan Branding itu penuh saingan, maka kita harus memiliki ciri khas tersendiri untuk produk kita agar mudah diingat dan dikenal oleh sasaran market kita, produk kita harus jelas sasaran market-nya karena satu produk kita tidak bisa menyasar semua kalangan usia, harus ada sasaran market yang jelas.
Ia mencontohkan produk Mie Gacoan, sasarannya adalah anak muda, sehingga yang menggandrungi Mie Gacoan ini kebanyakan anak muda.
“Di akhir materi, Dadik memberikan tips untuk update status dagangan. Oleh karena itu, mulai saat ini, ibu-ibu bikin status jam 8 pagi, upload produk jenengan lakukan dengan konsisten, 5 kali sehari, jangan sampai terlambat, konsisteni di WhatsApp dulu karena media sosial yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah WhatsApp. Jangan berpindah ke sosmed lainnya sebelum bisa konsisten di WhatsApp. Branding membawa kepercayaan, Marketing membawa data, Selling pulang membawa uang.” Jelasnya
Penulis Fatimah Azzahro Editor Zahrah Khairani Karim