PWMU.CO – Sebagaimana Rasulullah memanfaatkan potensi dan peran pemuda kala itu. Maka, mahasiswa saat ini harus bisa berperan dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang Berkemajuan. Begitulah ungkapan Drs. Abd. Rouf Azhar, M.H dalam kegiatan Kuliah Sabtu Subuh (KSS) pada hari Sabtu (30/11/2024) di Masjid AR Fachruddin UMM.
Bagian Pendidikan dan Pengajaran (BPP) MKWK Universitas Muhammadiyah Malang kembali menggelar Kuliah Sabtu Subuh (KSS). Kuliah Subuh ini telah dilaksanakan sejak tahun 2005, di awal kehadirannya, kajian dilaksanakan pada Ahad Pagi (KAP), lalu berganti nama menjadi Kuliah Ahad Subuh (KAS), dan pada semester ini bertransformasi menjadi Kuliah Sabtu Subuh (KSS) menyesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa.
Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk usaha BPP-MKWK dalam menumbuhkan semangat mahasiswa agar terbiasa menjalankan shalat Subuh berjam’ah, sekaligus mengikuti kajian Islam dalam kegiatan KSS.
QS. Ali-Imran: 104. Anjuran Berjuang Secara Komunal
“Inilah cikal bakal ayat, mengapa Muhammadiyah didirikan,” ucap Abd. Rouf Azhar. Ayat ini berisi ajakan yang jelas bagi umat untuk berperan aktif dalam perjuangan bersama menuju kebaikan.
Bukan hanya untuk kepentingan individu, tetapi untuk kepentingan bersama sebagai bagian dari umat.
“Kalau kita cermati Anggaran Dasar Muhammadiyah, tujuan Muhammadiyah itu dirumuskan dengan rumusan yang cukup jelas dan mudah dipahami, yaitu : “Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam, sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya,” ujar Wakil Ketua PDM Kabupaten Malang ini.
Surat Ali Imran di atas mengajak anak muda menjunjung tinggi prinsip-prinsip ajaran Islam yang mengedepankan kerja sama dan kebajikan. Surat Ali Imran ayat 104 mengingatkan manusia untuk tidak hanya berjuang bagi diri sendiri, tetapi juga untuk kepentingan semua umat manusia dalam rangkan mewujudkan Islam yang sebenar-benarnya.
Memahami Muhammadiyah di Masa Muda
Hakim pengadilan agama Kabupaten Malang ini menyebutkan beberapa hadis tentang identitas dan peran kepemudaan.
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَعْجَبُ مِنَ الشَّابِّ لَيْسَتْ لَهُ صَبْوَةٌ
“Sesungguhnya Allah Ta’ala benar-benar kagum terhadap seorang pemuda yang tidak memliki shabwah”. Adapun maksud hadis tersebut adalah Allah sangat mengagumi para pemuda yang tidak memperturutkan hawa nafsunya, yakni dengan membiasakan dirinya melakukan kebaikan dan berusaha keras menjauhi keburukan.
عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : كُنَّا نَغْزُوْ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ شَبَابٌ
“Dari Ibnu Mas’ûd Radhiyallahu anhu berkata, “Kami ikut berperang bersama Rasûlullâh padahal saat itu kami masih muda”. (HR. Ahmad).
Menurut Rouf, hadis-hadis di atas adalah bukti bahwa Rasulullah mempertimbangkan dan memanfaatkan secara benar peran pemuda kala itu.
Dengan begitu, menjadi relevan bagi generasi muda saat ini yang ingin memahami nilai-nilai keislaman dengan pendekatan paham Muhammadiyah, sekaligus menerapkan spirit tajdid dalam menghadapi tantangan masa kini.
Di akhir sesi, Abd. Rouf berpesan kepada mahasiswa untuk dapat menerapkan ajaran Muhammadiyah melalui, (1) berpikir progresif dan terbuka terhadap sains dan teknologi sambil tetap memegang teguh nilai-nilai Islam, (2) aktif di Persyarikatan (AUM): turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial seperti pengabdian masyarakat, pendidikan, atau advokasi kesehatan, dan lain sebagainya.(*)
Penulis Anny Syukriya Editor Zahrah Khairani Karim