PWMU.CO-Pada malam Ramah Tamah Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah yang berlangsung di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Selasa (3/12/2024), sebuah karya monumental diluncurkan.
Buku Gerakan Islam Berkemajuan, karya Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr Haedar Nashir MSi, hadir sebagai refleksi mendalam tentang peran Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang relevan dan menjadi teladan dunia.
Buku setebal 750 halaman ini tidak hanya memaparkan konsep dan visi Muhammadiyah tetapi juga mendapatkan pengakuan dari tiga tokoh internasional. Testimoni mereka, yang tercantum di bagian belakang buku, menegaskan pentingnya kontribusi Muhammadiyah bagi dunia.
Robert W Hefner: Muhammadiyah, Kunci Keberhasilan Indonesia
Robert W Hefner, antropolog dan pengamat Islam dari Boston University, memuji Muhammadiyah sebagai organisasi yang berkontribusi besar dalam format pendidikan Islam modern.
“Indonesia adalah satu-satunya negara yang berhasil menjalankan amal sosial dan agamis yang menjadi model dunia. Muhammadiyah adalah organisasi yang memberikan sumbangan paling besar dalam keberhasilan ini,” ujar Hefner.
Ia juga menegaskan bahwa amal usaha Muhammadiyah, terutama di bidang pendidikan, menjadi rujukan tidak hanya bagi komunitas Muslim tetapi juga masyarakat global.
James L. Peacock: Muhammadiyah, Pergerakan Islam Terkuat di Asia Tenggara
Antropolog dari University of Carolina, James L Peacock, menyoroti kekuatan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam terbesar di Asia Tenggara.
“Dengan jutaan anggota dan ribuan cabang di seluruh Indonesia, Muhammadiyah tidak hanya memajukan ajaran Islam murni tetapi juga memberikan kontribusi besar dalam bidang sosial dan pendidikan,” ungkap Peacock.
Ia menambahkan bahwa amal usaha Muhammadiyah, termasuk ribuan sekolah, klinik kesehatan, dan panti asuhan, menjadikannya lembaga non-Kristen terbesar dalam bidang sosial dan keagamaan di Indonesia. Peacock juga memuji Aisyiyah, organisasi perempuan Muhammadiyah, sebagai gerakan wanita Islam terbesar di dunia.
Mitsuo Nakamura: Muhammadiyah, Harmoni dalam Keberagaman
Mitsuo Nakamura, antropolog Jepang dan penulis buku Bulan Sabit Terbit di Pohon Beringin, memberikan perspektif unik tentang Muhammadiyah.
“Dari jauh, Muhammadiyah terlihat doktriner, tetapi dari dekat, ia menunjukkan moral yang diambil langsung dari al-Qur’an dan Hadis. Nampak eksklusif dari luar, namun sebenarnya sangat terbuka di dalam,” kata Nakamura.
Ia juga menyoroti karakter organisasi Muhammadiyah yang disiplin tetapi berbasis pada kesadaran individu, serta toleransi dan pendekatan perlahan dalam dakwahnya.
Nakamura menyimpulkan bahwa Muhammadiyah memadukan nilai keislaman dengan sifat baik orang Jawa, menjadikannya gerakan yang unik dan berpengaruh.
Peluncuran buku ini menjadi bagian dari malam ramah tamah yang dihadiri oleh tokoh Muhammadiyah, pimpinan organisasi otonom, dan peserta Tanwir. Dengan tema besar Gerakan Islam Berkemajuan, buku ini diharapkan menjadi sumber inspirasi dan referensi, baik bagi internal Muhammadiyah maupun dunia internasional.
“Buku ini adalah wujud Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang terus mendorong kemajuan di berbagai bidang. Dengan penghormatan dari tokoh-tokoh dunia, kita semakin yakin bahwa Muhammadiyah bisa terus menjadi teladan global,” pungkas Prof Haedar. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Azrohal Hasan