PWMU.CO- Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK) menjadi panggung bersejarah bagi Tanwir dan Resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah yang digelar mulai Rabu, 4 Desember 2024, hingga Jumat, 6 Desember 2024.
Perhelatan akbar ini dibuka langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, di tengah kehadiran tokoh nasional dan para menteri.
Dengan tema besar “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua”, acara ini menjadi refleksi sekaligus wujud nyata komitmen Muhammadiyah dalam mendukung pembangunan bangsa, khususnya di kawasan timur Indonesia.
Sambutan Ketua Umum PP Muhammadiyah
Dalam pidato pembukaan, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr Haedar Nashir MSi mengapresiasi kehadiran Presiden Prabowo Subianto yang langsung datang ke Kupang meski baru menyelesaikan kunjungan kenegaraan.
“Kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kehadiran Bapak Presiden di tengah kesibukan yang luar biasa. Kehadiran ini menjadi bukti perhatian Bapak kepada Muhammadiyah dan masyarakat Nusa Tenggara Timur,” ungkap guru besar UM Yogyakarta ini.
Haedar juga mengucapkan terima kasih atas kepercayaan pemerintah kepada kader-kader Muhammadiyah yang dipercaya mengemban amanah di berbagai posisi strategis, mulai dari menteri hingga wakil menteri.
“Kader-kader Muhammadiyah, baik struktural maupun kultural, insya Allah adalah pribadi-pribadi amanah yang siap mendukung program kenegaraan,” tambahnya.
Program Unggulan Muhammadiyah untuk NTT
Ketua Umum PP dua periode ini memaparkan berbagai program Muhammadiyah yang telah berjalan, termasuk program makan bergizi hasil kolaborasi dengan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) dan Aisyiyah.
Ia juga menyampaikan keberhasilan Muhammadiyah menjalin kerja sama dengan Badan Gizi Nasional, yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat di NTT.
“Tanwir dan Milad kali ini diselenggarakan di Kupang sebagai wujud kepercayaan kami pada gerakan Muhammadiyah dan Aisyiyah di NTT.”
“Universitas Muhammadiyah Kupang, tempat acara ini berlangsung, menjadi salah satu contoh nyata dedikasi Muhammadiyah. Dari 8.800 mahasiswa, 82 persen di antaranya beragama Kristen, baik Katolik maupun Protestan,” ujarnya.
Muhammadiyah yang Inklusif
Keberadaan Muhammadiyah di NTT dan Papua kerap menjadi simbol keberagaman yang harmonis. Bahkan, Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK) sering disebut dengan julukan akrab “Universitas Muhammadiyah Kristen” atau “KrisMuha” (Kristen Muhammadiyah), yang menggambarkan kedekatannya dengan masyarakat lintas agama.
“Julukan ini mencerminkan kehadiran Muhammadiyah yang menyatu dengan masyarakat, tanpa memandang perbedaan keyakinan. Kami berterima kasih kepada tokoh agama dan tokoh daerah di NTT yang terus mendukung sinergi ini,” kata Haedar.
Dengan tema besar “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua,” Muhammadiyah menegaskan misinya sebagai organisasi yang inklusif dan progresif. Acara ini menjadi momentum bagi Muhammadiyah untuk terus berkontribusi dalam membangun Indonesia yang lebih maju, berkeadilan, dan sejahtera.
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Azrohal Hasan