PWMU.CO – Nabi Muhammad diutus untuk mengajak orang menuju kebaikan. Anehnya, justru sejak itu Nabi Muhammad dimusuhi pejabat-pejabat suku Quraisy. Sebab orang Quraisy yang sudah mapan dengan tradisi buruk merasa terganggu.
Hal itu disampaikan KH Ahmad Munir, anggota Majelis Tarjih Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, dalam Kajian Jumat Pagi (20/10/2017) di Masjid Taqwa Muhammadiyah Babat, Lamongan.
Pengajian itu digelar oleh Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Babat. Hadir dalam kajian itu warga Muhammadiyah Babat, siswa dan guru SMAM 1 dan SMKM 5.
Munir mengatakan, kebiasaan kaum Qurays ketika itu menyembah dan meminta pertolongan kepada berhala. Mereka menyembah berhala sebagai perantara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT karena mereka merasa kurang baik atau masih kotor.
”Kaum Qurays percaya adanya Allah SWT. Tapi mereka juga meminta kepada selain Allah. Yakni berhala atau meminta ke kuburan-kuburan. Alasannya, penyembahan itu mereka lakukan tidak lain hanya sebagai perantara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT,” jelasnya.
Berita lain: PCM Babat Bantu Pengobatan Korban Banjir
Nabi Muhammad, lanjut Munir, diutus untuk memurnikan tauhid. Nabi mengajak kaum Qurays untuk menyembah dan beribadah hanya kepada Allah SWT. ”Yang pertama kali diajak Nabi untuk bertauhid adalah keluarganya. Baru Nabi mengajak masyarakat Qurays lainnya,” tuturnya.
Saat mengajak masyarakat itulah, ujar dia, mendapat penentangan luar biasa. Politikus-politikus Qurays muncul sanga vokal seperti Abu Jahal dan Abu Lahab beserta istri-istrinya. ”Abu Lahab bahkan mengancam celaka engkau Muhammad, apakah hanya untuk ini engkau kumpulkan kami?” cerita Munir.
Pemimpin Qurays makin marah melihat fakta banyak orang berbondong-bondong masuk Islam. Akhirnya mereka makin brutal, bengis, dan sewenang-wenang. Kaum muslimin pengikut Nabi disiksa. Di antaranya adalah Bilal bin Rabbah dan Sumaiyah. ”Meski disiksa, tapi mereka bedua tetap mempertahankan imannya,” tuturnya.
Politikus Qurays juga berniat menyogok Nabi Muhammad agar menghentikan dakwah. ”Jika engkau (Muhammad, Red) ingin menjadi orang yang berharta, maka kami siap mengumpulkan dan memberikan kepada engkau. Jika ingin jadi pemimpin kami siap untuk mengangkat engkau. Jika ingin wanita cantik, kami siap mencarikan wanita yang tercantik,” ungkapnya.
Semua penawaran itu, sambung Munir, ditolak oleh Nabi Muhammad SAW sehingga para pemimpin Qurays semakin marah. Mereka berencana membunuh Nabi lewat tangan pemuda namun rencana itu gagal juga. ”Betapa gigihnya perjuangan Nabi untuk menegakan tauhid. Sampai akhirnya ada perintah untuk hijrah,” pungkasnya Munir. (hilman)