PWMU.CO – Pengajian Ahad Pagi (PAP) masjid Al Ihsan Kalibaru, Ahad (8/12/2024) berlangsung memikat.
Materi pengajian yang disampaikan oleh Ustad Farid Wajdy, anggota Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyuwangi ini mengambil tema Wadhofatun Nubuwwah atau tugas-tugas kenabian.
Delapan Tugas Kenabian
Pada awal ceramahnya, Ustad Farid mengajak kepada hadirin untuk berpikir bersama dengan mengajukan pertanyaan, mengapa kita harus melaksanakan tugas-tugas kenabian.
Sebagai nabi terakhir, Muhammad SAW merupakan nabi penyempurna semua ajaran yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Oleh karena itu, semua yang diperintahkan kepada nabi juga menjadi tanggung jawab kita sebagai umatnya.
Tugas kenabian yang pertama adalah menyeru kepada tauhid. Ini merupakan tugas yang sangat penting karena merupakan pondasi keimanan. Kita berkewajiban mengesakan Allah dan beribadah hanya kepada Allah. Selain itu kita harus menjaga diri kita agar senantiasa dijauhkan dari sirik.
Selama 13 tahun, Nabi Muhammad SAW berdakwah membersihkan tauhid dari sirik. Sebagai umatnya kita juga berkewajiban membersihkan sirik dari diri kita dan dari lingkungan sekitar kita.
Tugas kenabian yang kedua adalah menyampaikan wahyu kepada umat. Allah memerintahkan kepada Muhammad agar menyeru manusia untuk menyembah Allah dengan cara yang bijaksana. Jika dalam berdakwah diperlukan perdebatan, maka debatlah mereka dengan cara yang baik.
Tugas kenabian yang ketiga adalah mendidik dan membimbing umat. Tugas sebagai pendidik dan pembimbing pada saat ini merupakan tugas yang amat berat.
Dalam menjalankan tugas sebagai pendidik kita harus menurut tata cara yang ditentukan oleh Allah. Yang paling utama saat ini adalah bagaimana kita bisa menjadi uswatun hasanah, contoh yang baik bagi keluarga kita dan lingkungan di mana kita berada.
Tugas kenabian yang keempat adalah membenarkan dan mengoreksi. Membenarkan ajaran-ajaran yang diturunkan oleh Allah sebelumnya dan mengoreksi ajaran-ajaran yang telah diselewengkan oleh manusia. Sebagai risalah terakhir, Islam hadir untuk menyempurnakan ajaran-ajaran sebelumnya, terutama yang telah bergeser dari ajaran yang sebenarnya.
Tugas kenabian kelima adalah memberikan teladan. Nabi diutus ke dunia ini untuk dijadikan suri teladan bagi umat manusia. Maka kita sebagai umatnya berkewajiban untuk menjadi teladan bagi umat yang ada di sekitar kita.
Tugas kenabian keenam adalah menjadi pembawa berita gembira dan peringatan. Penyampaian berita gembira dan peringatan harus disampaikan secara seimbang. Menyampaikan keindahan dan kenikmatan surga juga harus menyampaikan pedihnya siksa neraka.
Tugas kenabian ketujuh adalah siap menghadapi tantangan dan ujian. Jika nabi selalu mendapatkan tantangan dan ujian dalam berdakwah, kita pun juga akan mengalami hal yang sama. Jika hal yang kita lakukan masih ada sebagian orang yang tidak suka, percayalah bahwa yang kita lakukan adalah benar.
Tugas kenabian yang kedelapan adalah menjaga kualitas moral dan spiritual masyarakat. Sebagai suami tugas kita adalah mengingatkan anak dan istri kita untuk selalu berjalan di atas rel kebenaran. Demikian pula sebaliknya, tugas istri senantiasa mendorong suami dan anak-anaknya menegakkan kalimat tauhid.
Belajar dari Lebah
Lebah adalah binatang istimewa yang dapat dijadikan pelajaran dalam kehidupan. Lebah selalu makan yang baik-baik sehingga yang keluar dari lebah adalah benda yang baik. Lebah tidak pernah merusak tempat di mana mereka bertempat tinggal, selalu bekerja keras dan bekerja secara kolektif sesuai dengan pembagian tugasnya masing-masing.
Lebah tidak pernah melukai siapa pun juga, kecuali terganggu. Sungguh sebuah pelajaran yang luar biasa yang dicontohkan Allah lewat makhluknya yang bernama lebah.
Penulis Sarwito Editor ‘Aalimah Qurrata A’yun