Ketiga, memperkuat program internasionalisasi dan digitalisasi kampus. Mundakir menegaskan bahwa setelah meraih akreditasi unggul, UM Surabaya perlu meningkatkan posisinya dari skala nasional ke tingkat internasional.
Kemitraan internasional perlu diperkuat melalui kolaborasi riset, publikasi bersama, student exchange, program double degree, serta akreditasi internasional. Lebih dari itu, dengan langkah internasionalisasi kampus, peluang untuk menjalankan dakwah global dalam menyebarkan nilai-nilai Islam sebagai rahmatan lil alamin akan semakin luas.
Digitalisasi
Mundakir menyatakan bahwa digitalisasi merupakan kebutuhan sekaligus langkah adaptasi kampus terhadap perkembangan pesat teknologi informasi. Di era global saat ini, digitalisasi menjadi sebuah keharusan.
Sebagai penutup, Mundakir menyampaikan rasa terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya. Ia menyadari bahwa tidak banyak individu atau kader yang mendapatkan kesempatan untuk memimpin Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), termasuk Universitas Muhammadiyah Surabaya.
“Ini adalah tantangan dan kesempatan untuk berkhitmad di Muhammadiyah lebih luas lagi. Semoga Allah SWT selalu memberikan kemudahan, kekuatan, menjaga dan membimbingnya,” tutupnya.
Acara pelantikan ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Agung Danarto, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Sukadiono, serta Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VII Jawa Timur, Dyah Sawitri.
Hadir juga Wakil Ketua Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah Khudzaifah Dimyati, Dewan Pengawas BPJS RI Ibnu Nasir Arrokhimi, Pimpinan Perguruan Tinggi dan Ketua Badan Pembina Harian Universitas Muhammadiyah Surabaya, dan jajaran. (*)
Penulis Amanat Solikah Editor Azrohal Hasan