PWMU.CO – Muhammadiyah sebagai gerakan Islam itu setidaknya bergerak berdasar beberapa landasan.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI sekaligus Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr Abdul Mu’ti MEd saat memberikan keynote speech Musyawarah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (Musypimwil) 1 PWM Jatim tahun 2024 yang digelar di Aula KH Mas Mansyur, Kantor PWM Jawa Timur.
“Yang pertama adalah teologis filosofis, menggambarkan tugas manusia sebagai Khalifah di muka bumi,” ujar Mu’ti, Ahad (15/12/2024).
Abdul Mu’ti nenukil kisah Nabi Shaleh yang diutus pada kaum Tsamud. “Dalam al-Quran, Allah menggunakan Nabi Shaleh dengan kata akhahum yang artinya saudara sendiri. Artinya adalah sosok pemimpin itu berasal dari kalangannya sendiri, agar pemimpin itu paham betul kondisi masyarakatnya,” sambungnya.
“Misi yang dibawa oleh para Rasul adalah tauhid, walau mungkin perkara kaifiyah atau tata cara ibadah tiap Rasul berbeda-beda,” kata Mu’ti.
“Namun, kuncinya adalah bagaimana Rasul menuntun manusia agar mereka sadar sebagai abdullah, atau hamba Allah,” lanjutnya.
Abdul Mu’ti kemudian menukil proses penciptaan manusia. Dia menyebut bagaimana Allah membentuk manusia dengan kompleks, kemudian diberikan tanggung jawab untuk menjaga kemakmuran di muka bumi ini, memberi kesejahteraan kepada siapapun.
Yang kedua adalah landasan konstitusional. “Muhammadiyah itu memiliki prinsip yang sejalan dengan pemerintah. Maka dari itu, kemakmuran untuk semua mewujudkan bagaimana Muhammadiyah menjalankan alinea kedua pembukaan UUD 1945, tentang kemerdekaan yang membawa kemakmuran bangsa,” lanjutnya.
“Yang utama untuk mewujudkan kemakmuran untuk semua, adalah dengan menjadikan Indonesia bangsa yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkeadilan,” tegas Mu’ti.
Mu’ti melanjutkan, bahwa Muhammadiyah dalam perjalanan sejarahnya sudah berusaha menciptakan kemakmuran bagi semuanya. “Sejak awal berdiri, Muhammadiyah condong pada gerakan sosial, sebagai bentuk memakmurkan siapa pun, tidak memandang latar belakang orang tersebut,” ungkapnya.
“Maka dari itu, risalah Tanwir 2024 yang bertema “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua, tidak jauh dari bagaimana memberikan kesadaran bahwa manusia di muka bumi ini tugasnya untuk menciptakan kemakmuran,” tutup Mu’ti (*)
Penulis Wildan Nanda Rahmatullah Editor Azrohal Hasan