PWMU.CO – Para Guru dan Karyawan Amal Usaha Muhammadiyah Aisyiyah (AUMA) mengikuti pembinaan yang digelar oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Driyorejo, Gresik pada Sabtu (14/12/2024).
Pembinaan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi serta memperkuat ideologi Kemuhammadiyahan dan Keaisyiyahan.
Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin setiap bulan dan tempat pelaksanaannya digilir secara bergantian antarlembaga sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Pelaksanaan pelatihan untuk Guru dan Karyawan Amal Usaha Muhammadiyah Aisyiyah (AUMA) ini merupakan upaya dari PCM Driyorejo untuk meningkatkan kualitas para guru dan karyawan sebagai kader Muhammadiyah dan Aisyiyah.
Acara yang digelar di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 49 Gresik ini dihadiri oleh Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) dan Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Mojosarirejo, Wakil Ketua PCM Driyorejo, para Guru dan Karyawan dari KB-TK ABA 38 Driyorejo, KB-TK ABA 45 Bambe, KB-TK ABA 49 Griya Kencana, Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Driyorejo (SD Mudri), serta SMP Muhammadiyah 14 Driyorejo (SPMIA) Gresik.
Acara ini dibuka oleh Kepala TK ABA 49 yang bertugas sebagai Master of Ceremony (MC), Elisyah Susanti SPd. Ia mengucapkan selamat datang dan terima kasih kepada seluruh peserta yang hadir.
“Selain sebagai ajang silahturahmi, acara ini juga merupakan ajang untuk mempromosikan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) KB-TK ABA 49 serta seluruh AUMA,” ujarnya.
Pada pembinaan kali ini, Narasumber yang dihadirkan adalah Ketua PRM Mojosarirejo, Drs Kusbandi SHI MPdI.
Pria yang juga Dosen di Universitas Muhammadiyah Surabaya tersebut menyampaikan materi dengan tema “Penerapan Sosial-Emosional Agama dalam Pembelajaran”.
Setelah perkenalan, Kusbandi mengawali materinya dengan membahas Surat al-Alaq ayat 1-5, yang menekankan pentingnya membaca al-Quran beserta terjemahannya agar dapat memahami isi al-Quran, bukan sekadar menghafalnya tanpa mengetahui maknanya.
Kusbandi juga menyampaikan tentang penciptaan dan kewajiban manusia untuk terus belajar. Mengakhiri pemaparannya, Ia mengingatkan kembali kepada peserta pembinaan tentang pentingnya peran guru, di antaranya yaitu:
1. Guru sebagai Agent of Change (Agen Perubahan).
2. Guru sebagai Pendidik Karakter.
3. Guru sebagai Pengokoh kepribadian
4. Guru Membekali Nilai-nilai Keutamaan.
5. Guru Harus Profesional dalam Membentuk Karakter dan Akhlak Mulia.
Selain sesi materi, terdapat juga kegiatan ice breaking untuk menyeimbangkan kerja otak kiri dan otak kanan. Adanya ice breaking ini membuat suasana semakin meriah. (*)
Penulis Endah Suryani Editor Ni’matul Faizah