Saat ini, meski usianya sudah 80 tahun, ia masih cukup trengginas. Seolah tanpa merasa lelah, dengan dibantu 2 orang, ia layani pembeli yang terus mengalir dengan berdiri. Sekali buka, warung berukuran 3×3 meter itu menghabiskan daging kambing dan sapi sekitar 25 kilogram.
Ia memang orang kampung biasa. Tapi semangatnya tak kalah dengan orang-orang sukses di negara maju. Bedanya, ia lebih meyakini bahwa kekuatan manusia pemberian Allah. Karena itu, segala aktivitasnya selalu didasari aturan Allah. Termasuk cara mendidik anak.
Ketika anak-anaknya masih kecil, ia tanamkan ketauhidan, dan menjalankan syari’at Islam sesuai dengan kemampuan usia. Sholat menjadi perhatian amat penting karena, menurutnya, selain merupakan media komunikasi langsung dengan Allah, juga melatih disiplin. Ia juga menanamkan kasih sayang serta pengendalian amarah. Ia nyaris tak pernah membentak anak-anaknya. “Cukup saya pendelik-i (pelototi) saja,” kenangnya.
Ia berangkat haji tahun 1984, bersama istrinya. Padahal saat itu semua anaknya masih sekolah. Sementara penghasilan bisa dibilang pas-pasan. Baginya, berangkat haji mempunyai dua sasaran. Keridlaan Allah dan pendidikan bagi anak-anaknya. “Sebagai orang tua saya harus tunjukkan kepada anak-anak bahwa dalam keadaan pas-pasan pun bisa berangkat Haji. Asal sungguh-sungguh dan ikhlas. Karena Allah pasti memberi jalan bagi orang yang sungguh-sungguh dan ikhlas,” paparnya.
Soal sekolah, ia tak pernah mengarahkan anak-anaknya. “Demokratis, terserah anak masing-masing,” kata anak keduanya, Maftuhah, yang diperistri Hendro Wibisono, adik kandung budayawan terkemuka, Kuntowidjoyo. Yang penting, sambung Abdul Mughni, penanaman akidah dan pemahaman Islam harus terus diperdalam.
Waktu muda, ia dikenal konsisten oleh teman-temannya di Hizbul Wathon (HW). Konsistensi itu terus ia lakukan saat mendidik anak-anaknya. Terutama tentang sholat dan mengaji. Istrinya yang menjadi aktivis Aisyiyah, sangat mendukung. Meski hanya penjual gule di desa, tak heran jika anak pertamanya menjadi profesor, dan sekarang Ketua PP Muhammadiyah: Prof. DR. Syafiq Mughni, MA. (*)