Pengajian Akbar
Dalam ceramahnya, Anang Rikza Masyhadi menyampaikan pentingnya tiga pusat pendidikan: rumah, sekolah, dan masyarakat yang terintegrasi melalui pesantren. Beliau menekankan bahwa santri memiliki keistimewaan karena hidup selama 24 jam di lingkungan pesantren bersama pimpinan, pengasuh, dan guru.
“Diharapkan 20 tahun ke depan, santri dapat menjadi anak saleh, Qurrota A’yun, dan muttaqiina imaama, serta profesional seperti dokter, saudagar, atau jenderal,” ujarnya.
Sementara itu, Abdul Mu’ti dalam sambutannya menyoroti pentingnya sinergi dalam pendidikan melalui catur pusat pendidikan yang mencakup keluarga, sekolah, masyarakat, dan media.
“Membangun generasi yang kuat membutuhkan kolaborasi pendidikan tradisional dengan teknologi modern,” jelasnya.
Selain pengajian, acara ini juga diramaikan oleh bazar yang terbagi di dua lokasi. Di halaman pondok putri, tersedia berbagai makanan, minuman, pakaian, dan aksesori, sedangkan di halaman putra digelar bazar sepatu second branded. Pameran karya santri di aula lantai dua turut menjadi daya tarik, menampilkan hasil kreativitas dan inovasi para santri Al Fattah.
Dengan suasana yang khidmat dan meriah, Pengajian Akbar Pondok Pesantren Al Fattah tahun ini sukses mempererat silaturahmi sekaligus menunjukkan potensi besar para santri dalam berkarya dan berkontribusi untuk masyarakat. (*)
Penulis Nur Djamilah Editor Amanat Solikah