PWMU.CO – Majelis Kesejahteraan Sosial (MKS) PDA Kota Surabaya, dalam pertemuan periodiknya yang berlangsung di SD Muhammadiyah 26 Keputih Sukolilo Surabaya, Ahad (15/12/2024), menargetkan tiga program utama untuk tahun 2025. Agenda ini disampaikan kepada seluruh perwakilan cabang Aisyiyah se-Kota Surabaya yang hadir.
Sebelum pertemuan berlangsung, peserta telah dibekali lima tugas utama yang dirumuskan dalam rapat periodik bulan November 2024. Tugas tersebut meliputi:
- Menyusun database kepengurusan MKS bagi cabang yang belum melengkapi.
- Membawa hasil program dalam bentuk logframe yang telah disediakan.
- Membayar iuran MKS.
- Menyelesaikan pesanan batik MKS bagi cabang yang belum menyelesaikannya.
- Mengingat kembali jadwal petugas acara melalui grup WhatsApp.
Ketua MKS PDA Kota Surabaya, Zuhrotul Farida SAg, menyampaikan bahwa meskipun pengingat sudah disampaikan, beberapa cabang belum sepenuhnya memenuhi tugas tersebut. “Walaupun sudah diingatkan, tidak semua cabang dapat memenuhi tugas karena ada yang absen atau lupa membawa persyaratan,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Zuhrotul Farida menekankan pentingnya penguatan organisasi di Aisyiyah. Ia mengajak seluruh anggota untuk berkomitmen, menghibahkan waktu, tenaga, dan pemikiran demi memberikan manfaat yang luas.
Tiga Target Utama Tahun 2025
Lebih lanjut, ia menyampaikan tiga target utama MKS pada tahun 2025:
- Database Kepemimpinan MKS PCA Se-Kota Surabaya
“Saat ini, penyusunan database kepemimpinan masih menghadapi kendala. Hal ini memerlukan waktu beberapa minggu, terutama karena ada beberapa cabang yang pemimpinnya tidak aktif sehingga harus mencari pengganti,” jelasnya. - Perencanaan Program Kerja Sesuai Tanfidz PCA
“Program kerja untuk tahun 2025 harus sudah tersusun dan terencana. Dengan begitu, pelaksanaan program dapat berjalan lancar tanpa hambatan berarti,” tambahnya. - Tindak Lanjut Program SMS (Shining MKS Surabaya)
Zuhrotul menjelaskan bahwa program SMS pada dasarnya telah berjalan di masing-masing wilayah kerja (wilker). Namun, masih terdapat kendala, terutama terkait komunikasi dan waktu tatap muka. “Mayoritas anggota Aisyiyah adalah pendidik atau guru, sehingga perlu kesepakatan untuk meluangkan waktu bagi kegiatan ini,” katanya.
Ia berharap kendala-kendala yang ada dapat segera diatasi agar program-program MKS dapat berjalan dengan lancar meskipun menghadapi tantangan. “Semoga solusi terbaik dapat dicapai, sehingga kegiatan MKS dapat terlaksana dengan optimal,” pungkasnya.
Penulis Tri Eko Sulistiowati Editor Wildan Nanda Rahmatullah