Oleh: Aribowo
Ketua Majelis Pustaka Informasi dan Digitalisasi PWM Jatim dan BPH UM Surabaya
PWMU.CO – Persyarikatan Muhammadiyah selalu serius membangun sumber daya manusia (SDM) Indonesia, salah satunya di bidang Pendidikan. Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan itulah maka Pimpinan Pusat Muhammadiyah mendirikan Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM). UMAM berdiri pada (10/08/2021), secara formal, di Negara Bagian Perlis Malaysia.
Kampus UMAM berada di area kampus utama di Unicity Alam, Padang Besar, Perlis. Area Unicity Alam terletak di Padang Besar yang jaraknya 25 km dari Kangar, Ibu Kota Perlis. Kampus UMAM yang letaknya dekat dengan perbatasan antara Malaysia dan Thailand dikelilingi oleh katalis ekonomi utama Pelabuhan Pedalaman Perlis (PIP) antara Malaysia dan Thailand. Unicity Alam merupakan area pendidikan, pusat pendidikan tinggi di negara bagian Perlis.
Badan Pembina Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) pada tanggal 10 hingga 14 Desember mengunjungi UMAM di Perlis, Malaysia, dan Muhammadiyah Islamic College (MIC), di Singapore. Kunjungan itu dimaksudkan sebagai studi banding BPH. BPH UM Surabaya ingin mempelajari proses internasionalisasi di UMAM dan mencoba mencari formula kerja sama antara UM Surabaya dan UMAM dalam rangka internasionalisasi pendidikan.
Semua anggota BPH UM Surabaya ikut dalam studi banding itu. Rombongan BPH dipimpin oleh Ketuanya: Dr Sulthon Amien. Anggota rombongan BPH itu adalah Prof Dr Zainudin Maliki, Dr Syamsudin MA, Dra Siti Dalilah Candrawati Mag, Indra Nur Fauzi, SE MM MA, Muhammad Budi Pahlawan, SH, dan saya sendiri (Aribowo).
Rombongan BPH diterima oleh Wakil Rektor UMAM Prof Waluyo Adisiswanto bersama jajaran pimpinan UMAM. Pertemuan dilaksanakan di Ruang Rapat UMAM, lantai 2, sekitar jam 12.00 waktu Malaysia, Rabu, (11/12/2024). Prof Waluyo menyambut rombongan BPH UM Surabaya dengan suasana santai.
“Kampus ini masih dalam proses. Karena itu kita semua sedang membenahi di sana sini. Memang secara formal mendapat ijin ditahun 2021, namun berbagai infra struktur dan penataan manajemen memerlukan waktu juga,” urai Waluyo yang berasal dari Universitas Muammadiyah Surakarta itu.
Yang menarik adalah UMAM memulai beroperasi dari studi doktoral (S3). Bukan dari S1 dan S2. Karena itu saat ini masih konsentrasi di program PhD (Philosophi of Doctor). Dan ditahun 2024 telah menjaring sebanyak 58 mahasiswa.
“Mahasiswa itu sebagian besar masih berasal dari Indonesia dan Malaysia. Kita sedang menjaring mahasiswa dari negara lain seperti Philipina, Amerika Serikat, dan Palestina,” kata Waluyo. Lebih lanjut Waluyo menjelaskan bahwa mereka masih menunggu beasiswa dari PP Muhammadiyah.
Saat ini UMAM konsentrasi pada 3 Fakultas dan beberapa Program Studi, yaitu
- Itsat (Institute of Strategic Science and Technology):
a. PhD in Architechture
b. Computation Science and Engineering
c. Data Science
d. Service Design
- FBIT (Faculty of Business Management and Information)
1. Business and Management
2. Information Teknology
- FESSIS (Faculty of Education Social Science and Islamic Studies)
a. Education
b. Islamic Studies
c. Social Science
Semua Dosennya Bergelar Doktor
Menurut Waluyo semua dosen UMAM minimal bergelar doktor. Dari 18 orang dosen itu sebanyak 9 orang bergelar profesor. Secara sederhana komposisi dosen UMAM sangat istimewa dan bagus sekali. Jika konsentrasi pada program doctoral maka UMAM mulai layak menjadi perguruan tinggi (PT) sejajar dengan PT besar lainnya.
“UMAM sedang Kami kembangkan pada research university, kata Waluyo yang terasa medok Jawanya.
Menilik dari komposisi dosen dan langkah-langkah akademisi UMAM terasa sekali kebutuhan akademik internasional bagi Persyarikatan Muhammadiyah bisa dipenuhi oleh UMAM. Jika UMAM mampu berkembang bagus dan cepat maka para akademisi Muhammadiyah bisa dengan cepat mencapai tarap internasional dan excellent.
Pada masa awal berdiri UMAM, Ketua BPH UMAM, Prof Bambang Setiadji mengungkapkan kampus ini berpredikat research university. Hal itu lantaran jumlah mahasiswa program doktornya mendominasi.
Bambang menyebut UMAM hadir untuk membantu menambah doktor bagi sejumlah Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah (PTMA). Kehadiran doktor merupakan aspek penting bagi perkembangan akademis kampus.
“Dihitung oleh Prof Edy Suandi Hamid itu masih ada 15.000 yang belum doktor. Kapasitas UMAM ini hanya 150 sampai 200 (mahasiswa) setahun. Jadi kalau 15.000 ribu itu berarti 75 tahun baru habis,” ungkap Bambang.
Pada laman umam.edu.my tercantum beberapa keunggulan universitas ini. Fokus utamanya adalah penerapan nilai-nilai Islam pada perkembangan ilmu pengetahuan dengan pendidikan berkualitas tinggi. UMAM merupakan kampus Muhammadiyah pertama di luar negeri.
Pimpinan UMAM
Saat ini Rektor UMAM dipegang oleh Dr. Saidul Amin. Saidul Amin adalah Rektor Universitas Muhammadiyah Riau.
Warek: Prof Ir Dr Waluyo Adisiswanto
Pemangku Registrar: Prof Emeritus Dr Rushami Zien Yusoff
Dosen UMAM ada 18 orang. Mereka adalah Dr Wahid Ridwan UMAM
Prof Emeritus Mustafa Mat Deris
Prof Emeritus Rushami Zien Yusoff
Prof Emeritus Ku Ruhana Ku Mahamud
Prof Emeritus Noor Azlan Zanzali
Prof Emeritus Shahnor bin Basri
Prof Dr Hanita Abdul Majid
Prof Ir Dr Waluyo Adi Siswanto
Prof Madya Zaini Abdullah
Prof Madya Sohirin
Dr Mutiara Dewi
Dr Rohana Husin
Dr Ika Savitri
Dr Rairake Setiawan
Dr Nizam Ahsani
Dr Dwi Santoso
Dr Afriadi Sanusi
Dr Zubaidi Wahyono
Dr Wachid Ridwan
Sejarah Berdirinya UMAM
Menurut Prof Dr Waluyo ketentuan di Malaysia mengenai pendirian perguruan tinggi (PT) relatif unik dan ketat. Perguran tinggi swasta jika mau dibangun harus mendirikan suatu company (perusahaan).
Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM) menjadi kampus Muhammadiyah pertama di luar negeri. UMAM mendapat izin pendirian lewat Jabatan Pendidikan Tinggi Kementerian Pengajian Tinggi Malaysia pada 5 Agustus 2021. Melalui laman resminya, saat ini UMAM membuka beberapa program PhD (S3) di beberapa bidang seperti information technology, social science, business and management, education, dan Islamic studies.
Pada masa awal pendirian, Ketua Badan Pimpinan Harian (BPH) UMAM, Prof Bambang Setiadji mengungkapkan kampus ini berpredikat research university. Hal itu lantaran jumlah mahasiswa program doktornya mendominasi.
Bambang menyebut UMAM hadir untuk membantu menambah doktor bagi sejumlah Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah (PTMA). Kehadiran doktor merupakan aspek penting bagi perkembangan akademisi kampus.
“Kelahiran Universiti Muhammadiyah Malaysia merupakan wujud dari program internasionalisasi Muhammadiyah yang diamanatkan oleh muktamar Muhammadiyah dalam wujud membangun center of excellent di luar negeri,” kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir pada 2021 saat awal pendirian.
Proses pendirian UMAM dengan membentuk perseroan terbatas (sendirian berhad) di Malaysia pada 8 Februari 2017. Perseroan tersebut bernama UCMM Konsortium Sdn. Bhd. dengan Lembaga Pengarah Syarikat atas nama Haedar Nashir, Mohd Noh Bin Dalimin, Ahmad Dahlan Rais, dan Marpuji Ali Muanam.
Setelah itu, proses melengkapi berkas di bawah ketentuan yang berlaku di Malaysia berlangsung secara bertahap. Pengurus Muhammadiyah juga bertemu langsung dengan Menteri Pendidikan Malaysia saat itu DR Maszlee Malik.
Proses panjang lebih dari tiga tahun akhirnya menuai hasilnya pada 10 Agustus 2021. Kala itu, Ketua Pengarah Jabatan Pendidikan Tinggi Malaysia, Prof Dato Dr Husaini Bin Omar resmi membacakan surat izin kelulusan dan persetujuan pendirian UMAM. Sehari berselang, university Muhammadiyah Malaysia resmi berdiri.
Editor Azrohal Hasan