PWMU.CO – Remidi diletakkan di awal liburan mendorong Santri Al-Ishlah Sendangagung lebih serius menghadapi Ujian Akhir Semester (UAS) tahun pelajaran 2024/2025.
Hal ini diungkapkan oleh Drs Agus Salim Syukran MPdI, Wakil Pengasuh Ponpes Al-Ishlah Sendangagung Paciran Lamongan Jawa Timur via WhatsApp pribadi, Selasa (17/12/2024).
Ayah 3 anak ini menerangkan terkait remidi, menurutnya, “Remedi adalah perbaikan hasil belajar untuk siswa yang belum memenuhi kompetensi dasar minimal, remidi ini bisa dilakukan dalam bentuk pembelajaran individual, pemberian tugas, diskusi, tanya jawab, kerja kelompok, dan tutor sebaya,” terang suami Freti Fatmawati MPd ini.
“Di MA Al-Ishlah, program remedi dilakukan selama proses pembelajaran dan juga setelah ulangan semester, siswa yang belum memenuhi standar minimal dari hasil ulangan semester diharuskan menjalani remedi, dan selama ini remidi dilaksanakan setelah ulangan sebelum siswa menjalani liburan semester,” imbuh pria kelahiran 1 April 1965 ini.
“Tahun ini remedi diadakan pada awal masa liburan. Jadi, siswa yang belum memenuhi standar minimal kompetensi ditunda kepulangannya 2-3 hari untuk menjalani remedi. Sementara siswa yang sudah tuntas dibolehkan pulang sejak awal liburan, kebijakan ini dibuat untuk mendorong siswa lebih giat dalam belajar,” tegasnya.
Sementara itu, Wakakur MA Al-Ishlah, Ahmad Faried Assiddiqi SPdI mengakui ada pengaruhnya ketika santri harus menunda liburan demi remidi.
“Memang terasa ada pengaruhnya, siswa tampak lebih serius dalam belajar, khususnya menghadapi ulangan semester, selama ini, ada anggapan umum di kebanyakan sekolah bahwa naik kelas itu pasti, sekolah tidak menaikkan siswanya adalah tabu,” terang pria kelahiran 8 Desember 1984 ini.
“Norma semacam ini telah menjadikan siswa kurang bersemangat dalam belajar, atau belajar hanya seenaknya saja. Akhirnya, kualitas belajar dan hasil belajar siswa pun rendah. Kondisi inilah yang ingin dihapus Pondok Pesantren Al-Ishlah, oleh sebab itu, di MA Al-Ishlah, kenaikan kelas secara otomatis memang tidak berlaku,” imbuh pria yang berdomisili di Paciran ini.
“Untuk naik kelas, siswa tetap harus menunjukkan kemampuannya dalam memenuhi syarat kenaikan, baik akademik maupun non-akademik. Siswa yang belum memenuhi persyaratan akademik biasanya diharuskan menjalani remedi. Pelaksanaan remedi itu dulunya setelah ulangan semester sebelum liburan, tapi kini dilaksanakan di awal liburan agar lebih memiliki greget. Tidak terkesan biasa-biasa saja,” pungkasnya. (*)
Penulis Gondo Waloyo Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan