Pertanian Organik
Adapun UMM mengawali pengabdiannya dengan menjalankan pertanian organik di lahan seluas 20 hektar di Desa Lombokkulon, Bondowoso pada 2013. Kemudian bertambah 20 hektar setiap tahunnya hingga tahun 2017. Berkat hasilnya yang memuaskan, UMM melebarkan sayapnya ke berbagai desa lain seperti di Desa Sulek, Taal, Gadingasri dan lainnya. Hingga kini, sudah ada ratusan hektar yang sukses digarap dan menuai hasil positif. Bahkan sudah mendapatkan sertifikasi organik internasional.
Sementara itu, Fauzan menjelaskan bahwa memajukan Indonesia bisa dilakukan dengan memulainya dari usaha desa-desa, sebagaimana yang telah dilakukan perguruan tinggi seperti UMM selama ini.
Menurutnya, ekosistem yang bagus sudah terbentuk di Bondowoso, utamanya di desa Lombok Kulon. Maka, ia berharap upaya-upaya yang dilakukan bisa terus dijalankan dengan cara mendorong anak-anak Bondowoso untuk melanjutkan pertanian organik di masa depan. Ini menjadi modal Bondowoso sebagai wilayah percontohan pertanian organik.
“Prof Indah dan tim UMM tentu tidak selamanya bisa mendampingi. Maka, anak-anak asli Bondowoso harus bisa melanjutkan upaya yang sudah dimulai ini. Kelanjutan sumber daya manusia berkualitas merupakan hal penting yang juga harus diperhatikan,” katanya menambahkan.
Adapun rombongan Wamendiktisaintek ingin pengabdian yang dilakukan tim UMM di Bondowoso bisa menjadi rolemodel nasonal. Dengan begitu, manfaat-manfaatnya bisa dirasakan di seluruh Indonesia. Para profesor harus mampu turun ke masyarakat dan memberikan solusi konkret.
Sementara itu, Wakil Rektor IV UMM Muhammad Salis Yuniardi, menjelaskan bahwa visi misi Kampus Putih tentu sejalan dengan pemerintah yang dipimpin Presiden Prabowo. Utamanya dalam hal ketahanan pangan, mandiri energi, dan lainnya.
“Kami berkomitmen agar Lombokkulon Bondowoso tidak hanya berhenti di bidang pertanian organik. Tapi juga bisa menajdi wilayah mandiri energi. Ada banyak potensi di sini seperti panas yang menyengat dan juga aliran air sungai yang deras dan konstan. Ini menjadi potensi untuk bisa jadi wilayah mandiri energi,” pungkasnya. (*)
Penulis Hassan Al Wildan Editor Amanat Solikah