Kajian Kesos UMM
Menurutnya, ada empat pilar baru dalma kesejahteraan sosial. Di antaranya teknologi pelayanan publik, perubahan lansekap ekonomi, integrasi jaring pengaman sosial, dan demografi serta sosiokultur. Dalam hal teknologi pelayanan publik, pemerintahan bisa menggunakan big data, AI dan teknologi sebagai sarana prasarana. Meski banyak tantangan yang harus dihadapi, namun dengan memaksimalkan SDM pekerja sosial, ia optimis dapat meningkatkan pelayanan kesejahteraan sosial di Indonesia.
Turut hadir aktivis penggerak masyarakat sekaligus alumnus Kesos UMM Luthfi Jayadi Kurniawan. Ia menjelaskan bahwa negara wajib melindungi para warga negaranya. Seperti yang tertera dala sila ketika yang membahas mengenai keadilan masyarakat.
“Yang cukup memprihatinkan adalanya, banyak orang berpikir bahwa pekerja sosial sama halnya dengan orang yang sedang bekerja bakti di lingkungan RT. Padahal tidak seperti itu. Saya yakin para alumni prodi Kesos UMM punya potensi dan kualitas untuk menjadi pekerja sosial yang baik. Maka dari itu, mari definisikan profesi pekerja sosial ini dengan tepat karena kita bekerja untuk kemanusiaan,” katanya.
Terkait agenda itu, Rektor UMM Nazaruddin Malik menjelaskan bahwa manajemen pembangunan kesejahteraan sosial dapat berbasis dasar negara yakni pancasila.
“Negara harus mampu membuka akses bagi segenap warganya. Terutama untuk mendapatkan akses untuk kesetaraan kehidupan yang layak. Contohnya pada pemenuhan kebutuhan pokok atau kekayaan yang wujudnya kemakmuran,” katanya. (*)
Penulis Hassan Al Wildan Editor Amanat Solikah