Oleh: Moh Helman Sueb – Pembina Pesantren Muhammadiyah Babat Lamongan
PWMU.CO – Sudah menjadi rahasia umum bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara, dan semua yang ada di dunia ini sifatnya juga sementara. Oleh karena itu, jangan sampai kita salah dalam menyikapi semua kejadiannya, terutama yang berkaitan dengan kehidupan manusia.
Tujuan penciptaan jin dan manusia adalah agar mereka beribadah kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala (baca: QS. Adz-Dzariyat: 56). Ayat ini menyadarkan kita untuk memanfaatkan hidup di dunia ini semata-mata untuk beribadah kepada-Nya sebagai bentuk rasa syukur, bukan kepada yang lain.
Adapun tujuan hidup kita, sesuai dengan firman-Nya, adalah menggapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat sekaligus berlindung dari perbuatan-perbuatan yang mendatangkan kesengsaraan hidup (baca: QS. Al-Baqarah: 201).
Kita tidak ingin hidup kita di dunia ini dalam keadaan menderita dan sengsara. Sebab, sama-sama kita ketahui, kehidupan dunia bagaikan permainan dan senda gurau serta kesenangan yang menipu.
Hal ini hendaknya membuat diri kita terus-menerus mengingat tujuan dan hakikat hidup di dunia agar bersemangat dan bergerak untuk kemaslahatan umat, menjadi manusia yang bermanfaat. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw.:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”
(HR Thabrani, yang disahihkan oleh ahli hadis Nasruddin Albani).
Menurut konsep Islam, kita dianjurkan sebagaimana dalam hadis maupun al-Quran untuk memberi, seperti memberi sedekah, memberi solusi, termasuk memberi manfaat, bukan mengambil manfaat atau memanfaatkan orang lain.
Hal inilah yang menjadikan hidup seorang mukmin akan berarti atau benar-benar menjadi orang yang hidup. Dalam surat Al-Anfal: 24 menyebutkan:
“Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan Rasul-Nya apabila Rasul menyeru kamu kepada sesuatu yang menghidupkanmu.”
Ayat ini menyadarkan kita untuk melakukan ketaatan dan kepatuhan kepada Allah dan Rasul-Nya sebagai langkah menuju hidup yang berarti dan bermanfaat.
Sebaliknya, jangan sampai dalam kehidupan dunia yang singkat ini, kita berada dalam persimpangan jalan yang mendatangkan kemurkaan Allah Subhaanahu wa Ta’ala, sehingga dimasukkan ke dalam golongan manusia yang merugi.
Editor Zahra Putri Pratiwig