Kajian Ahad Pagi KH Ahmad Dahlan PDM Kota Batu oleh Ketua Takmir Masjid At Taqwa Kota Batu, Prof Dr H Candra Fajri Ananda SE MSc, Minggu (22/12/2024). (Khoen Eka/PWMU.CO).
PWMU.CO – “Pendidikan sebagai Pilar Pembangunan: Alternatif Mengatasi Krisis Pendidikan” menjadi bahasan utama Kajian Ahad Pagi KH. Ahmad Dahlan PDM Kota Batu, Minggu (22/12/2024).
Materi tersebut tersampaikan oleh Ketua Takmir Masjid At Taqwa Kota Batu, Prof Dr H Candra Fajri Ananda SE MSc.
Menurut Prof Candra, keberhasilan pendidikan yang dikelola pemerintah kembali dipertanyakan. Indikator seperti meningkatnya angka pengangguran, perundungan di lingkungan sekolah, hingga korupsi yang masih merajalela menjadi sorotan.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran bahwa pembangunan oleh generasi hasil pendidikan seperti ini justru berpotensi merusak negara.
3 Konsep Pendidikan Alternatif
Oleh sebab itu, perlu adanya kontribusi pemikiran sebagai solusi melalui konsep pendidikan alternatif yang dianggap lebih menyeluruh dan sesuai dengan kebutuhan zaman.
Tiga konsep yang dapat diimplementasikan adalah pendidikan tarbiyah, taklim, dan tazkiyah.
Pertama, pendidikan tarbiyah. Pendidikan tarbiyah menekankan pentingnya tanggung jawab pribadi dalam proses belajar. Menurut konsep ini, pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu mendorong seseorang untuk berpikir kritis dan mandiri.
Hal ini bertujuan agar individu dapat menghadapi permasalahan kehidupan secara efektif.
Kedua, pendidikan taklim. Pendidikan taklim menawarkan pendekatan yang lebih fleksibel, tidak terikat pada kurikulum yang kaku. Strategi pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, menjadikan pendidikan relevan dengan permasalahan yang dihadapi anak-anak di masa kini.
Ketiga yaitu pendidikan tazkiyah. Aspek spiritual juga mendapat perhatian khusus dalam pendidikan tazkiyah. Pendekatan ini menekankan pada pembersihan jiwa dan kesadaran bahwa setiap individu akan kembali kepada Tuhannya.
Hal ini diyakini dapat membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas moral.
Nilai-nilai Utama
Lebih lanjut, menurut Prof Candra, agar pendidikan mampu menciptakan generasi yang lebih baik, sejumlah nilai harus dimunculkan.
Nilai-nilai utama tersebut antara lain: 1) nilai keimanan dan ketakwaan, termasuk pengajaran dasar agama. 2) Dorongan untuk terus belajar dan memperluas wawasan. 3) Penegakan keadilan dan kebenaran. 4) Penanaman rasa tanggung jawab. 4) Pembentukan kesabaran dan ketaatan.
Nilai keadilan, salah satunya terdapat dalam Q.S. Al-A’raf 181, yang artinya: “Dan di antara orang-orang yang Kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk dengan hak, dan dengan yang hak itu (pula) mereka menjalankan keadilan.”
Terkait dengan pengemban tanggung jawab pendidikan, menurut Prof Candra, pendidikan adalah tanggung jawab semua elemen masyarakat, apapun profesinya.
“Tidak hanya guru, kiai, dan ustaz, seyogianya pendidikan menjadi tanggung jawab kita semua. Apapun profesinya, baik itu polisi, pengacara, politisi, maupun siapa pun itu, bertanggung jawab pada pendidikan generasi muda saat ini. terutama orang tua,” kata Prof Candra. “Namun, yang utama adalah orang tua di rumah.”
Harapannya orang tua dapat menciptakan lingkungan yang mendukung anak untuk berkembang secara holistik. Dengan pendekatan ini, sekolah tidak lagi memisahkan pendidikan agama dan non-agama, tetapi berfokus pada pembentukan iman dan takwa (imtak).
Beberapa hal yang dapat orang tua lakukan dalam mendidik anak-anaknya adalah:
- Pengembangan keterampilan.
- Penumbuhan rasa ingin tahu.
- Keterbukaan terhadap ide baru.
- Pengelolaan waktu dan kedisiplinan.
- Kemandirian.
- Penguatan karakter emosional yang baik, seperti kesabaran, semangat juang, komunikasi, dan kemampuan berkolaborasi.
Harapannya, pendidikan yang terancang dengan nilai-nilai tersebut akan mampu mencetak generasi emas yang lebih siap menghadapi tantangan zaman dan membangun bangsa yang lebih baik.
Penulis Khoen Eka, Editor Danar Trivasya Fikri