PWMU.CO – Pondok Pesantren Al-Ishlah di Sendangagung, Paciran, Lamongan, Jawa Timur, memiliki cara unik untuk menumbuhkan semangat belajar santri melalui kegiatan remidi. Program ini dilaksanakan pada awal liburan semester ganjil, Kamis-Ahad (19-22/12/2024).
Kegiatan remidi melibatkan sekitar 45 siswa, termasuk yang tidak mondok, dan dilaksanakan dengan memotong masa liburan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi sebagian santri dan wali santri karena takut terjaring dalam program tersebut. Namun, dampak positifnya terlihat jelas: para santri lebih bersemangat dan rajin mempersiapkan ujian.
Selain memperbaiki nilai, program remidi ini juga memperkenalkan gaya hidup ala pesantren, seperti shalat berjamaah, larangan membawa ponsel, dan penanaman semangat menuntut ilmu. Menurut Ahmad Faried Assiddiqi, SPdI, Wakakur MA Al-Ishlah, kegiatan ini bertujuan menanamkan pemahaman bahwa menuntut ilmu membutuhkan persiapan spiritual dan adab yang baik.
Dukungan Wali Santri
Faried mengungkapkan bahwa meskipun ada wali kelas yang merasa keberatan, sebagian besar wali murid justru memberikan dukungan positif.
“Ustadz, kami wali santri insya Allah mendukung kebijakan yang telah dibuat oleh Bapak/Ibu Guru. Semoga program ini membawa kemajuan bagi pendidikan anak-anak kami. Kami juga terus memotivasi anak untuk lebih giat belajar,” ujar salah satu wali santri melalui grup WhatsApp.
Faried menambahkan bahwa program remidi semacam ini sudah menjadi tradisi setiap tahun, khususnya pada semester 2, untuk membantu santri menuntaskan nilai kepondokan maupun nilai akademik umum yang belum tuntas.
Fasilitas Gratis dan Bimbingan Guru
Kepala Madin Al-Ishlah, Abdul Kholiq SPd, menjelaskan bahwa kegiatan remidi ini melibatkan 37 guru. Selama tiga hari pelaksanaan, peserta mendapatkan fasilitas gratis, seperti makan, minum, dan menginap di pondok.
“Kegiatan ini bertujuan meneguhkan semangat belajar, memulai dari ilmu yang paling mendasar, serta menghiasi diri dengan adab yang dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari,” jelas Abdul Kholiq.
Ia juga menekankan pentingnya adab dalam menuntut ilmu. “Kegagalan bukan terjadi karena ketidakmampuan, tetapi karena adab-adab yang terlalaikan,” tuturnya.
Harapan ke Depan
Dengan program remidi ini, Pondok Pesantren Al-Ishlah berharap santri dapat terus memperbaiki diri dan meningkatkan semangat belajar mereka. Program ini juga menjadi sarana untuk membangun karakter santri yang beradab dan berprestasi. (*)
Penulis Gondo Waloyo Editor Wildan Nanda Rahmatullah