
Oleh Ery Santika Adirasa, SST, MAg – Da’i di Muhammadiyah
PWMU.CO – Islam menjadi agama yang paling relevan dalam setiap ruang dan waktu. Hal ini tidak terpisahkan dari konsep “tajdid” atau pembaruan yang menjadi kunci utama. Sehingga ajaran Islam selalu relevan, dinamis, dan responsif terhadap tantangan yang ada. Sebagai agama rahmatan lil ‘alamin, Islam mendorong umatnya untuk tidak sekedar menjaga ajaran-ajaran fundamentalisnya. Tetapi juga mendorong untuk memperbarui cara penerapannya sesuai konteks zaman tanpa menghilangkan esensi syariatnya.
Dalam konteks Islam Berkemajuan, tajdid memiliki peran strategis sebagai penggerak transformasi umat menuju kehidupan yang lebih baik.
Secara bahasa, tajdid berarti memperbarui, memperbaiki, atau menghidupkan kembali. Dalam terminologi Islam, tajdid merujuk pada upaya untuk merevitalisasi ajaran Islam yang murni sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah, sekaligus menyikapi perkembangan zaman dengan bijak. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Saw :
إِنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ لِهَذِهِ الْأُمَّةِ عَلَى رَأْسِ كُلِّ مِائَةِ سَنَةٍ مَنْ يُجَدِّدُ لَهَا دِينَهَا
“Sesungguhnya Allah akan mengutus kepada umat ini pada setiap awal seratus tahun seseorang yang akan memperbarui agama mereka.” (HR. Abu Dawud)
Hadis ini menunjukkan pentingnya keberadaan mujaddid (pembaharu). Sehingga agama Islam tetap terjaga relevansinya sesuai perubahan zaman.

Islam Berkemajuan dan Tajdid
Islam Berkemajuan adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan pendekatan Islam yang dinamis, inklusif, dan adaptif terhadap perubahan. Prinsip ini mengakar pada ajaran Islam yang mengutamakan keseimbangan antara dunia dan akhirat, ibadah ritual dan ibadah sosial. Karena tajdid memiliki fungsi utama untuk:
1. Reaktualisasi nilai-nilai Islam
Tajdid dalam Islam Berkemajuan berorientasi untuk menghadirkan nilai-nilai Islam yang tetap relevan dengan tantangan kontemporer. Dalam hal ini termasuk pendekatan Islam terhadap sains, teknologi, dan ekonomi modern. Tajdid memastikan bahwa prinsip-prinsip Islam seperti keadilan (al-‘adalah), kebebasan (hurriyah), dan kebaikan (maslahah) dapat diterapkan dalam konteks kehidupan modern.
2. Pembersihan dari bid‘ah dan takhayul
Tajdid juga memiliki fungsi untuk menjauhkan penerapan ajaran Islam dari unsur-unsur yang tidak sesuai dengan nilai-nilai fundamental Islam itu sendiri. Hal-hal yang termasuk unsur yang tidak sesuai dengan ajaran Islam adalah bid‘ah, khurafat, atau takhayul. Islam Berkemajuan menekankan kemurnian ajaran, tetapi tetap terbuka terhadap inovasi yang tidak bertentangan dengan syariat.
3. Pengembangan ilmu pengetahuan
Islam berkemajuan mendorong umat untuk maju dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Tajdid juga berperan dalam memberikan landasan teologis yang kuat bahwa mengejar ilmu menjadi bagian dari ibadah. Dalam Al-Quran Allah berfirman:
…قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ…
“…Katakanlah: Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?…” (QS. Az-Zumar: 9)
Tajdid ini menghidupkan kembali semangat intelektualisme yang pernah menjadi ciri khas peradaban Islam pada masa keemasannya.
4. Penegakan keadilan sosial
Islam Berkemajuan memposisikan tajdid sebagai sarana untuk memperbaiki tatanan sosial yang rusak. Pembaruan ini mencakup reformasi dalam bidang sosial, ekonomi, politik, hukum dan sebagainya agar tercipta tatanan yang berkeadilan bagi seluruh umat manusia. Tajdid menjadikan Islam sebagai solusi atas problematika kehidupan modern, seperti: kemiskinan, korupsi, ketidakadilan struktural dan sebagainya.
5. Penguatan identitas Islam yang moderat
Tajdid juga mengambil peran untuk memperkuat identitas Islam moderat (wasathiyah), mencegah tindakan yang bernuansa ekstremisme maupun liberalisme yang kebablasan. Islam Berkemajuan mengajarkan keseimbangan sebagaimana yang diharapkan Al-Quran:
وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا…
“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan…” (QS. Al-Baqarah: 143)
Pendekatan moderat ini menjadikan Islam sebagai agama yang mampu memimpin perubahan global dengan tetap berlandaskan nilai-nilai keimanan.
Prinsip-Prinsip Tajdid dalam Islam Berkemajuan
Agar tajdid dalam Islam berkemajuan berjalan sesuai koridor syariat, ada beberapa prinsip yang harus dipegang teguh:
- Berlandaskan Al-Quran dan Sunnah. Pembaruan harus merujuk pada ajaran yang otentik, tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar Islam.
- Memperhatikan Maqashid Syariah. Tajdid harus berorientasi pada kemaslahatan umat, melindungi agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta.
- Menghargai Tradisi yang Tidak Bertentangan dengan Syariat. Budaya lokal yang tidak bertentangan dengan Islam dapat diakomodasi, selama mendukung tujuan dakwah.
- Keseimbangan antara Pemikiran dan Spiritualitas. Islam berkemajuan memastikan bahwa pembaruan tidak hanya berfokus pada aspek duniawi, tetapi juga memperkuat spiritualitas umat.
Penutup
Tajdid adalah motor penggerak Islam Berkemajuan. Dengan memadukan nilai-nilai dasar Islam dengan inovasi yang relevan, Islam insyaallah selalu menjadi agama yang terjaga kontekstualisasinya di era modern tanpa kehilangan identitasnya. Fungsi tajdid dalam Islam Berkemajuan bukan sekadar untuk pembaruan, tetapi juga upaya untuk menghidupkan kembali semangat Islam untuk tujuan mewujudkan kehidupan rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam). Dengan semangat tajdid, umat Islam diharapkan dapat terus maju. Selalu memberikan kontribusi nyata bagi peradaban global, sambil tetap teguh memegang prinsip-prinsip ajarannya.
Editor Notonegoro