PWMU.CO – Tiga kelompok orang yang merespons hidayah Allah Swt, Jumat (27/12/2024). Hal tersebut disampaikan Zaenal Muttaqin saat khotbah Jumat di masjid Al-Huda Sumberjo Srono Banyuwangi.
Pukul 11.00 Wib, masjid Al-Huda yang menjadi tonggak berdirinya Ranting Muhammadiyah Kepundungan itu telah dipadati jamaah yang terdiri warga Muhammadiyah dan simpatisan untuk melaksanakan ibadah Jumat.
Mengawali khotbahnya, khatib mengajak jamaah untuk bersyukur kepada Allah atas limpahan rahmat-Nya. Sehingga dapat menjalankan perintah Allah untuk menunaikan ibadah Jumat ini.
“Semoga ibadah kita pada Jumat siang hari ini mendapat ridha Allah,” ujarnya.
Kemudian dia mengingatkan kepada Jamaah untuk selalu bertakwa dalam menjalani kehidupan ini. Menurutnya, dengan bertakwa, yakni melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, manusia akan mendapatkan keselamatan serta kebahagiaan di dunia dan akhirat kelak.
Khatib Zaenal Muttaqin yang berdomisili di Desa Wringinrejo itu menjelaskan ada 3 kelompok orang yang merespon hidayah Allah. Pertama, orang mau menerima hidayah tersebut, sehingga hidupnya bahagia. Kedua, orang yang membiarkan hidayah berlalu begitu saja. Orang ini termasuk orang yang merugi.
“Sedangkan kelompok yang ketiga, orang tidak mau menerima hidayah. Orang inilah yang celaka hidupnya,” ulasnya.
Dia pun membacakan ayat al-Quran dalam Surat an-Naml 92. Di ayat tersebut menjelaskan orang yang mau menerima hidayah Allah, maka orang itulah yang akan memperoleh kebahagiaan hidupnya. Sebaliknya yang tidak mau menerima hidayah, dialah orang yang sesat.
Untuk lebih menjelaskan tema khutbahnya, Zaenal Muttaqin membacakan satu hadits nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Musa Al-Asyari Ra tentang perumpamaan orang yang merespons hidayah Allah. Di hadits tersebut menjelaskan orang yang merespons hidayah laksana tanah dengan hujan yang deras.
Ada kalanya tanah yang menerima dan menyerap air, sehingga menyuburkan tanaman. Ada tanah yang hanya menampung air, tapi tidak meresap ke dalamnya.
“Dan ada pula tanah yang tidak menampung air dan tidak pula menyerapnya. Inilah perumpamaan orang yang celaka hidupnya, karena jauh dari hidayah Allah,” ulasnya.
Pelaksanaan khutbah yang berdurasi selama 20 menit itu berlangsung dengan khidmat. Dilanjutkan dengan shalat Jumat berjamaah. Pada rakaat pertama, imam membacakan Surat at-Tin. Sedangkan pada rakaat yang kedua, dibacakan Surat al-Zalzalah. (*)
Penulis Taufiqur Rohman Editor Wildan Nanda Rahmatullah