Bentuk karakter muslim sejati, Spemdalas menekankan 8 golden habbits (kebiasaan emas) saat liburan sekolah. (Istimewa/PWMU.CO).
PWMU.CO – SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik menekankan 8 golden habits (kebiasaan emas) saat liburan sekolah. Hal ini bertujuan untuk membentuk karakter muslim sejati pada civitas Spemdalas.
Wakil Kepala Sekolah bidang Ismuba, Ain Nurwindasari MIRKH, mengatakan golden habits adalah kebiasaan yang jika terlaksana akan bernilai luar biasa bagi yang melakukan.
“Kebiasaan inilah yang kita tekankan pada siswa saat mereka liburan sekolah semester ganjil. Delapan karakter ini kita jadikan posdig dan kita kirim ke grup wali kelas untuk selanjutnya akan dikirim ke WA wali siswa” katanya, Sabtu (28/12/2024).
Lebih lanjut, Ain menuturkan bahwa 8 golden habits ini berasal dari hasil perenungan. Bahwa seandainya siswa memiliki kebiasaan yang sangat baik tersebut, niscaya akan membentuk karakter muslim sejati sebagaimana yang para orang tua inginkan.
“Tahajjud, apabila menjadi sebuah kebiasaan, maka seorang siswa akan memiliki kualitas spiritual yang luar biasa. Hal ini karena keutamaan shalat tahajud, yaitu shalat sunnah yang paling utama setelah shalat fardhu (wajib)” terangnya.
Berbakti kepada Orang Tua
Selain itu, Ain mengatakan jika shalat fardhu berjamaah, tilawah (tadarus Al-Quran), infaq, shalat dhuha dan shalat rawatib qabliyah dan ba’diyah merupakan beberapa pembiasaan yang seluruh siswa lakukan ketika di Spemdalas.
“Adapun berbakti kepada orang tua sangat ditekankan untuk menjadi pembiasaan siswa ketika liburan. Karena di saat liburan otomatis mereka lebih banyak menghabiskan waktu bersama orang tua dan tidak sedang didampingi oleh ustadz ustadzah yang biasa mendampingi mereka di sekolah” terangnya.
Maka, jelasnya, ketika siswa terbiasa patuh kepada guru di sekolah, ustadz ustadzah berharap mereka juga bisa melakukan demikian (kepatuhan) kepada orang tua ketika di rumah.
“Menuntut ilmu, jika sehari-hari ketika sekolah mereka melakukan aktivitas menuntut ilmu, menambah kualitas diri dengan berbagai keilmuan di sekolah,” ucapnya.
Maka, sambungnya, ketika liburan bukanlah waktu untuk berhenti. Melainkan menambah ilmu pengetahuan yang tidak para murid dapatkan dari buku maupun dari ustadz ustadzah.
Yaitu, ilmu pengetahuan apapun yang bermanfaat untuk kehidupan. Misalnya mereka berlibur dengan mengunjungi tempat tertentu maka semangatnya sama yaitu menambah ilmu.
“Ketika mereka bersantai di rumah, harapannya mereka tidak meninggalkan aktivitas menambah ilmu pengetahuan. Sehingga ketika kembali ke sekolah setelah liburan mereka tidak blank, bahkan sangat siap melanjutkan aktivitas menuntut ilmu” tandasnya. (*)
Penulis Ichwan Arif, Editor Danar Trivasya Fikri