PWMU.CO- Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (HW) Kwartir Wilayah Jawa Timur (Kwarwil Jatim) menyelenggarakan Pelatihan Jaya Melati 1 sebagai upaya meningkatkan kompetensi pembina dan pelatih di lingkungan HW.
Pelatihan ini dilaksanakan secara daring pada 6-25 Desember 2024 dan dilanjutkan dengan sesi luring untuk zona 1 dan 2 pada Ahad-Selasa (29-31 Desember 2024) di SMA Muhammadiyah 01 Ponorogo.
Kegiatan luring ini diikuti oleh 42 peserta dari Kwartir Daerah (Kwarda) Ponorogo, Madiun, Magetan, Jombang, dan Lamongan.
Acara pembukaan berlangsung pada Ahad (29/12/2024) pukul 19.30 WIB di Aula SMA Muhammadiyah 01 Ponorogo, dengan kehadiran Suli Dalim, anggota DPRD Jawa Timur.
Ketua HW Kwarwil Jatim, Fathurahim Syuhadi, memberikan apresiasi kepada tuan rumah, Kwarda HW Ponorogo, dan SMA Muhammadiyah 01 Ponorogo atas dukungan mereka.
“Terima kasih sebesar-besarnya kepada tuan rumah yang telah mempersiapkan penyelenggaraan luring ini dengan baik,” ungkapnya.
Inovasi Pelatihan Fleksibel
Ramanda Rohim, sapaan akrab Fathurahim Syuhadi, menjelaskan bahwa pelatihan ini memadukan metode daring dan luring sebagai bentuk adaptasi HW terhadap perkembangan zaman.
“HW menyesuaikan diri dengan era digital, sehingga pelatihan dapat dilakukan daring selama beberapa hari dan diperkuat dengan pelaksanaan luring selama tiga hari,” jelasnya.
Pelatihan Jaya Melati 1 ini ditujukan khusus bagi pengurus Kwarda yang belum pernah mengikuti pelatihan serupa. Diharapkan, para peserta dapat meningkatkan kompetensinya untuk melatih pandu HW di tingkat Qobilah maupun Kwarda.
Ramanda Rohim juga mengungkapkan upaya HW untuk menjalin sinergi dengan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) di Jawa Timur.
“HW ingin mendorong kadernya melanjutkan pendidikan ke PT Muhammadiyah agar dapat mengembangkan sumber daya secara optimal. Kami juga bekerja sama dengan PDM dan PCM untuk mendukung proses ini,” tambahnya.
Selain itu, HW juga telah bekerja sama dengan Paudasmen ‘Aisyiyah untuk membentuk HW Tunas Athfal, kader HW di tingkat Paud/TK.
“Keberlanjutan pendidikan Muhammadiyah akan terus terjaga, mulai dari Paud hingga perguruan tinggi,” tuturnya.
Pesan dan Harapan
Fathurahim Syuhadi menutup sambutannya dengan pesan bahwa berMuhammadiyah dan berHizbul Wathan harus dilakukan dengan penuh kegembiraan.
Ia mengutip doa dalam al-Baqarah ayat 201, “Rabbana atina fid-dunya hasanah wa fil-akhirati hasanah wa qina ‘adzabannaar,” yang berarti, “Ya Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta peliharalah kami dari siksa neraka.”
Pelatihan Jaya Melati 1 ini diharapkan menjadi langkah strategis untuk mencetak pembina-pelatih HW yang unggul dan berdaya guna dalam mendukung dakwah Muhammadiyah melalui pendidikan dan kepanduan. (*)
Penulis Murni Novida Wardany Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan