Oleh: Silviyana Anggraeni (Aliansi Penulis Muhammadiyah Lamongan)
PWMU.CO –Dirilis oleh Kompas.com pada Selasa (7/1/2025), sebuah kebakaran maha dahsyat terjadi di Los Angeles, California, Amerika Serikat.
Kebakaran tersebut menurut Kimberle Simpson, seorang peneliti dari Universitas Sheffield disebabkan oleh melimpahnya vegetasi kering atau bahan bakar utama kebakaran hutan, ditambah badai angin santa ana. Jadi ketika ada sedikit saja percik api akan dengan cepat menjalar.
Kebakaran itu mampu meluluhlantahkan kurang lebih 10.000 bangunan dengan korban jiwa 11 orang. Sejauh ini kebakaran tersebut adalah bencana paling merugikan bagi Amerika Serikat, dengan total kerugian 150 miliar dolar atau setara dengan 2.200 triliun rupiah.
Jika dilihat dari berbagai reaksi citizen di dunia, kebakaran di los angeles adalah kabar memprihatinkan sekaligus menggembirakan. Memprihatinkan bagi siapapun yang memiliki jiwa kemanusiaan. Namun terdengar menggembirakan bagi mereka yang selama ini kontra terhadap sikap politik Amerika Serikat dalam konflik Israel – Palestina.
Reaksi tersebut tidak lepas dari tabiat buruk pemimpin-pemimpin amerika yang selalu menjadi penyokong dan pelindung kebiadaban Israel terhadap Palestina. Indonesia sebagai negara yang pernah dijajah 350 tahun lamanya sekaligus sebagai negara dengan jumlah pemeluk agama islam terbesar di dunia sudah barang tentu ikut merasakan kesakitan dan penderitaan rakyat Palestina yang terus dibombardir rudal dan tembakan oleh Israel.
Keberpihakan masyarakat muslim Indonesia tersebut hanyalah mewarisi sedikit pesan Nabi “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah datu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya).” H.R Bukhari dan Muslim
Karena untuk membela Palestina hanya dibutuhkan menjadi manusia yang memiliki hati nurani. Jadi jika kesamaan Tuhan tidak membuat hatimu bergetar akan penderitaan di Gaza, cobalah menjadi manusia seutuhnya, yang tidak hanya mengedepankan akal tetapi juga nurani. Namun jika hatimu tetap tidak dapat tersentuh juga, mungkin Allah menjauhkan hidayah dan rahmat-Nya darimu. Naudzubillah.
Di Indonesia meskipun banyak orang-orang yang kontra pada penjajahan yang dilakukan oleh Israel, namun masih ada pula orang-orang yang apatis alias tidak mau tahu, bahkan cenderung menuduh Palestina sebagai biang keladi konflik tersebut. Dan intervensi terhadap Palestina maupun pendukungnya dilakukan secara verbal maupun non verbal di berbagai flatform media.
Beberapa contohnya adalah Coki Pardede dan Indah G, yang melalui podcast mereka memperolok-olok gerakan boikot produk yang berafiliasi dengan Israel. Olok-olok tersebut mengundang banyak hujatan dari citizen.
Dukungan terhadap penjajah Israel juga dilakukan oleh tokoh ormas (NU), yang menemui presiden Israel, Isaac Herzog. Tokoh ormas tersebut adalah Syukron Makmun, Dr. Zainul Maarif, Munawar Aziz, Nurul Bahrul Ulum, dan Izza Annafisah Dania. Meski petinggi NU menampik bahwa kelima toko tersebut membawa nama Islam dan NU dalam lawatannya.
Masyarakat marah tak terkecuali warga NU sendiri, namun bagai nasi sudah menjadi bubur, hujatan citizen tak dapat dielakkan lagi. Toh hujatan tersebut tak sebanding dengan harga diri seorang muslim yang telah mereka buat seperti keset. Sudah diinjak-injak tetapi tetap welcome
Dukungan pada Israel juga banyak dilakukan masyarakat dengan membeli dan mengkonsumsi produk-produk Israel. Di media ada banyak sekali orang yang dengan bangga memposting aktifitasnya saat menikmati produk Israel seperti KFC, Starbuck, Pizzahut, dan lain-lain. Padahal jelas-jelas Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa haram atas produk pro Israel.
Penjajahan Israel terhadap Palestina sebenarnya banyak tertuang dalam al-Quran. Termasuk tentang akan datangnya hari kemenangan Palestina, terdapat dalam Q.S Al-Isra ayat 4 “Kami wahyukan kepada Bani Israil di dalam Kitab (Taurat) itu, “Kamu benar-benar akan berbuat kerusakan di bumi ini dua kali dan benar-benar akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.”
Dan juga Al-Isra ayat 5 “Apabila datang saat (kerusakan) yang pertama dari keduanya, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang perkasa, lalu mereka merajalela di kampung-kampung. Itulah janji yang pasti terlaksana.”
Kembali soal kebakaran di Los Angeles, kita ketahui bersama melalui banyak media, presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump dalam konferensi pers di kediamannya. Saat itu Donald Trump sempat memberi ancaman pada tentara Palestina, Hamas. Ancaman itu kurang lebih seperti ini “Timur tenggah akan berubah menjadi neraka jika sandera Israel yang ditahan di gaza tak dibebaskan sebelum hari pelantikannya sebagai presiden Amerika untuk kedua kalinya pada (20/1/2025) mendatang”. Padahal jumlah sandera Israel tersebut tidak sebanding dengan nyawa warga palestina yang telah mereka renggut, yang lebih dari 45.885 jiwa.
Dan kini kita menyaksikan, ancaman Trump tersebut kembali kepadanya dan negaranya. Tiga hari setelah ancaman itu, terjadilah kebakaran yang tak pernah diduga oleh siapapun. Allah yang membuat percikan dari aliran listrik itu, Allah pula yang mengerahkan angin untuk menyebarluaskan api tersebut.
Donald Trump mungkin kini telah menyadari bahwa mereka sedang dihukum oleh Tuhannya orang-orang palestina, tetapi mereka tidak akan mau mengakui, kecuali Allah yang meniupkan hidayah itu disetiap hati-hati mereka.
Itu adalah bukti nyata bahwa Allah sebaik-baik pemberi balasan. Entah cepat atau lambat, semua hanya soal waktu. Entah di dunia atau di akhirat, itu hak prerogatif Allah.
Setiap yang bernyawa akan dibalas sesuai dengan apa yang telah diperbuatnya. Tidak ada yang bisa bersembunyi dan mengelabui-Nya. Seperti firman Allah dalam Q.S Ali-Imran ayat 54 yang artinya “Mereka membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.”
Editor ‘Aalimah Qurrata A’yun