PWMU.CO – Muhammadiyah harus memperkuat kelompok saudagar untuk menopang kemandirian ekonomi Persyarikatan sehingga tidak tergantung kepada pemerintah. “Spirit kemandirian ini penting ditekankan, karena pada umumnya ormas kurang mampu menjalankan fungsi checks and balance pada pemerintah dan partai politik.”
Pernyaataan blak-blakan itu disampaikam Dr Mu’minatus Solikha MSi, dalam Pengajian Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Gresik bertema “Jihad Bidang Ekonomi” yang diselenggarakan Majelis Tabligh di Rumah Wakaf Jalan Gurami IV/12 BP Kulon, Gresik, (28/10/17).
BACA Di Bandung, Ini Pesan Menkeu Sri Mulyani kepada Saudagar Muhammadiyah
Menurutnya, Muhammadiyah harus mampu menunjukkan kepeloporannya di bidang ekonomi. “Posisi ini harus diambil agar Muhammadiyah dapat menunaikan tugas dakwah amar makruf nahyi munkar secara terhormat dan bermartabat,” kata dosen ekonomi Universitas Muhammadiyah Gresik ini.
Untuk mewujudkan kemandirian itu, papar dia, Muhammadiyah harus secara berkelanjutan mendirikan koperasi-koperasi Sang Surya, kedai-kedai, mini market, dan sebagainya, dengan tujuan untuk memperbaiki kesejahteraan umat.
BACA JUGA 400 Saudagar Muhammadiyah Berkonsolidasi di Bandung
“Muhammadiyah membutuhkan sebanyak mungkin kelompok saudagar untuk menumbuhkan ruh entrepreneur umat,” kata Wakil Bendahara PDA Gresik itu. Dengan banyak melibatkan kelompok saudagar Muhammadiyah, dia berharap dapat dicetak pelaku pelaku-pelaku ekonom kreatif yang mampu membuat terobosan dalam menggerakkan perekonomian umat.
Senior Aisyiyah yang akrab dipanggil Bu Mu’min itu mencontohkan bagaimana jiwa entrepreneur yang dimiliki oleh pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan. “Beliau di samping juru dakwah yang handal juga pelaku ekonomi yang kreatif dengan memiliki rumah pembuatan kain batik yang bisa mensejahterakan umat. Dan yang penting dakwah Muhammadiyah tetap digerakkan,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, saudagar Muhammadiyah harus hadir mengawal jihad ekonomi sebagaimana diamanahkan dalam Muktamar Muhamamdiyah ke 47 di Makassar. Ekonomi diproyeksikan sebagai pilar ketiga gerakan dakwah Muhammadiyah, setelah pilar pendidikan dan kesehatan.
Bu Mu’min tidak sepakat kalau umat Islam, termasuk warga Muhammadiyah, tidak boleh kaya. “Secara naluri, tidak banyak manusia yang mau memilih hidup dalam kekurangan harta. Oleh karena itu Islam mendorong umatnya untuk memiliki etos jihad. Tidak semata dalam arti peperangan, tetapi juga jihad dalam ekonomi,” kata dia sambil mengutip terjemahan surat Alqashas ayat 77:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
“Modal manusia di dalam kehidupan yang perlu dimiliki adalah agama dan perniagaan atau bisnis,” kata Kepala Biro Kewirausahaan dan Komersialisasi UMG itu.
BACA JUGA Dirikan SPBU Mini, Jihad Ekonomi PC Muhammadiyah Sumberrejo
Selain soal perlunya kiprah suadagar, Bu Mukmin juga memberi tips cara berinvestasi yang aman. Dia menganalogikan bahwa jangan menempatkan telur dengan jumlah banyak dalam satu tempat.
“Karena jika kejatuhan benda keras dan besar, maka semua telur akan pecah dan hancur. Demikian pula jika berinvestasi hendaknya bervariasi, bisa beli emas lantakan, properti, deposito, saham dan lain sebagainya. Dengan maksud jika ada salah satu investasinya yang bermasalah, maka yang lain masih terselamatkan,” jelas dia. (Nurfadlilah)