PWMU.CO – SD Muhammadiyah 3 Ikrom Wage, Taman, Sidoarjo menggelar English Intensive Bootcamp 2025 (EIB 2K25) selama 10 hari, Kamis-Sabtu (9-18/1/2025) di English Arrohman Center Pare, Kediri.
Kegiatan yang diikuti oleh 22 siswa International Class Program (ICP) kelas 4 bersama 2 pendamping EIB 2K25 ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri murid dalam berkomunikasi menggunakan Bahasa Inggris.
Salah satu murid kelas 4 Qatar, Zavier mengatakan bahwa, “Pada saat akan berangkat, rasanya berat karena saya tahu orang tua saya pasti memikirkan saya. Akan tetapi, saya senang karena bisa tidur dan bermain bersama teman-teman. Awalnya, saya mengira Kampung Inggris itu seperti camp karena namanya, tapi ternyata tidak seperti yang saya bayangkan.”
Kegiatan EIB 2K25 ini tidak hanya bertujuan untuk mengasah kemampuan berbahasa Inggris siswa, tetapi juga dirancang dengan mengintegrasikan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Rangkaian kegiatan dimulai dari bangun pagi pukul 03.20 WIB untuk melaksanakan shalat tahajud, diikuti dengan salat fardhu tepat waktu, serta mengaji atau menyetor hafalan Juz 29 dan 30.
Selain itu, para siswa juga mengikuti kegiatan olahraga dan menghafal daily expressions. Selama program EIB 2K25, mereka juga diberi makanan sehat dan bergizi, seperti nasi, sayur, lauk, buah, dan susu. Mereka tidak diperbolehkan jajan sembarangan karena orang tua telah membawakan snack untuk mereka.
Dalam kegiatan EIB 2K25, peserta dilatih untuk membiasakan diri gemar belajar, khususnya dalam berbicara bahasa Inggris dengan siapa saja. Mereka belajar bersama mulai pukul 05.00-20.30 WIB melalui berbagai permainan dan metode pembelajaran yang menarik.
Tidak hanya mengikuti berbagai kegiatan, di sela-sela pembelajaran peserta juga diberikan waktu untuk beristirahat. Tidur siang dijadwalkan pada pukul 12.45-14.30 WIB, sedangkan waktu tidur malam dimulai pukul 21.30 WIB. Hal ini dilakukan agar peserta mendapatkan istirahat yang cukup dan kembali segar untuk melanjutkan pembelajaran keesokan harinya.
Mereka tidak hanya berlatih berbicara bahasa Inggris dengan teman-teman, tetapi juga dengan orang lain. Salah satu kegiatan praktik berbicara yang menarik bagi peserta adalah talking to strangers. Dalam kegiatan ini, mereka menaiki kereta kelinci menuju Kampung Inggris untuk berinteraksi dengan masyarakat setempat dan mempraktikkan kemampuan speaking with strangers.
“Aku lebih percaya diri berbicara Bahasa Inggris, apalagi saat talking with stranger. Awalnya aku takut dan malu, tetapi setelah melakukannya aku ingin mempraktikkannya lagi,” ujar salah satu siswa, Alifia.
Hal serupa juga disampaikan oleh salah satu siswa kelas 4 Qatar, Hasna menyatakan bahwa kegiatan yang paling disukainya adalah talking with strangers. Selain dapat melatih kepercayaan diri dalam berbicara bahasa Inggris, ia juga senang karena bisa menikmati jajanan di sana.
Selama kegiatan EIB 2K25, murid hanya diizinkan menerima kunjungan atau melakukan video call satu kali. Kebijakan ini diterapkan untuk melatih kemandirian dan kemampuan problem solving.
EIB 2K25 ditutup dengan acara Farewell Party. Dalam acara tersebut, semua murid menampilkan kemampuan mereka dalam berbahasa Inggris. Ada berbagai peran yang dimainkan, seperti Master of Ceremony (MC), pembicara, penari, penyanyi, pencerita, dan role play.
Dalam role play tersebut, salah satu pesan moral yang disampaikan adalah pentingnya kejujuran di mana pun berada, karena berbohong, terutama dalam situasi berbahaya, dapat merugikan diri sendiri. Semua siswa tampil dengan maksimal dan memberikan yang terbaik dalam penampilan mereka.
Di akhir acara, para murid merasa sedih karena harus berpisah dengan para tutor yang selama ini mendampingi mereka belajar. Momen perpisahan semakin emosional ketika para tutor memberikan reward kepada setiap murid, disertai catatan berisi pesan dan motivasi.
Murid-murid sangat terharu saat membaca pesan tersebut, bahkan beberapa di antaranya tidak ingin pulang. Salah satu pesan inspiratif dari tutor, Miss Salsa, “Remember, never try, never know! Study and play hard!”. (*)
Penulis Dian Tri Anista Editor Ni’matul Faizah