PWMU.CO – Materi terakhir dalam Rapat Kerja (Raker) dan Baitul Arqam (BA) PCM Ngagel, Kota Surabaya, Ahad (19/01/2025), mengupas topik Muhammadiyah dan Isu Strategis. Pemateri utama, Ainur Rafiq Sophiaan SE MSi, Pemimpin Redaksi Majalah Matan, menekankan pentingnya memahami isu-isu strategis untuk memperkuat peran Muhammadiyah di masyarakat.
Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam Tajdid
Ainur Rafiq menjelaskan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam berbasis amar makruf nahi munkar dan tajdid, berlandaskan Al-Qur’an dan sunnah. Sebagai gerakan, Muhammadiyah harus terus bergerak (moving) dan tidak terlepas dari ideologi yang dicetuskan KH. Ahmad Dahlan.
“Memahami ideologi pendiri Muhammadiyah penting untuk menjadi inspirasi bagi gerakan selanjutnya,” ujarnya. Ia juga menekankan bahwa tajdid (pembaruan) adalah pembeda utama Muhammadiyah dibandingkan kelompok lainnya, termasuk Salafi.
Kriteria Isu Strategis
Sebagai dosen Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur, Ainur Rafiq juga menguraikan kriteria isu strategis. Isu strategis, menurutnya, adalah isu yang mendesak, penting, berdampak luas, menentukan masa depan, dan berdimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial, serta budaya.
“Ibarat berita, tidak semua isu itu penting. Misalnya, jika seseorang digigit anjing, itu mungkin tidak penting. Tapi jika yang digigit adalah tokoh seperti Cak Eri Cahyadi, hal itu bisa menjadi berita penting,” paparnya memberi ilustrasi.
Kemitraan sebagai Strategi Gerakan
Ia juga menyoroti pentingnya kemitraan bagi Muhammadiyah. Sebagai komunitas, Muhammadiyah perlu bersinergi dengan akademisi, pelaku bisnis, pemerintah, dan media, atau yang dikenal dengan konsep pentahelix. Menurutnya, kolaborasi ini esensial untuk memperluas dampak gerakan Muhammadiyah.
Rekomendasi Tindak Lanjut Muhammadiyah
Ainur Rafiq memberikan tiga rekomendasi penting bagi Muhammadiyah dalam menghadapi isu strategis:
- Proaktif Menanggapi Isu Bangsa
Muhammadiyah harus aktif merespons persoalan bangsa tanpa kehilangan identitas sebagai organisasi keagamaan nasionalistik. - Klarifikasi Ranah Isu
Setiap isu perlu dianalisis apakah termasuk ranah akidah, ibadah (mahdhah), atau muamalah duniawiyah. - Posisi Politik Muhammadiyah
Muhammadiyah harus terus memainkan peran di ranah politik kebangsaan (high politics), yang tidak boleh disalahartikan sebagai sikap apolitik atau antipolitik.
Ainur Rafiq menutup materi dengan menegaskan bahwa menghadapi isu strategis adalah bagian dari upaya Muhammadiyah untuk tetap relevan dan berkontribusi dalam memajukan bangsa tanpa melupakan jati diri sebagai gerakan Islam yang dinamis. (*)
Penulis Muhimmatul Azizah Editor Wildan Nanda Rahmatullah