Search
Menu
Mode Gelap

4 Bulan Menyelamatkan Sejarah, Kisah di Balik Terbitnya Buku Tokoh Muhammadiyah Surabaya

4 Bulan Menyelamatkan Sejarah, Kisah di Balik Terbitnya Buku Tokoh Muhammadiyah Surabaya
Andi Hariyadi memamerkan buku sejarah tokoh Muhammadiyah Surabaya. Foto: Istimewa
pwmu.co -

Di balik peluncuran buku “Jejak Langkah Tokoh Muhammadiyah Surabaya 1921-2025” pada Milad ke-113 Muhammadiyah lalu, tersimpan kisah perjuangan literasi yang intens.

Buku setebal 256 halaman tersebut merupakan hasil kerja keras kolektif selama empat bulan yang didorong oleh semangat menyelamatkan sejarah dakwah di Kota Pahlawan.

Ketua Majelis Pustaka, Informasi, dan Digitalisasi (MPID) PDM Surabaya, Andi Hariyadi, M.Pd.I mengungkapkan, keberhasilan menerbitkan buku ini adalah sebuah mukjizat kecil yang lahir dari dedikasi 40 penulis muda Muhammadiyah.

Proses penyusunan buku ini tidaklah instan. Andi menceritakan bahwa langkah awal dimulai pada Juli 2025 melalui serangkaian Focus Group Discussion (FGD). Tim MPID harus memetakan sejarah panjang selama lebih dari satu abad, mulai dari tahun 1921 hingga 2025.

“Kami memulai dari nol, mengumpulkan kepingan sejarah yang tersebar. Sejak Juli hingga November, tim bekerja maraton untuk memastikan profil 70 tokoh dari 26 Cabang Muhammadiyah se-Surabaya ini dapat terpotret dengan akurat,” kenang Andi kepada PWMU.CO, Sabtu (20/12/2025).

Targetnya, kata dia, buku harus selesai dan dicetak oleh Hikmah Press sebagai kado istimewa pada puncak milad 18 November 2025 di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jalan Wuni.

Salah satu poin krusial di balik layar adalah pelibatan kader-kader muda. Bukan hanya sejarawan senior, MPID sengaja menerjunkan 40 penulis muda untuk turun ke lapangan, mewawancarai saksi sejarah, dan membedah arsip lama.

Iklan Landscape UM SURABAYA

Menurut Andi, pelibatan penulis muda ini adalah strategi regenerasi agar spirit perjuangan tokoh masa lalu dapat terserap langsung oleh generasi masa kini.

“Capaian dakwah para tokoh sejak 1921 begitu luar biasa. Ada nilai pengorbanan dan keikhlasan yang luar biasa di sana. Dengan menuliskan kisah mereka, para penulis muda ini secara tidak langsung belajar tentang keteladanan dan militansi berorganisasi,” tambahnya.

Meski telah berhasil merangkum kiprah tokoh di 26 Cabang, Andi mengakui bahwa pekerjaan rumah tim MPID belum usai. Dari total 32 Cabang di Surabaya, masih ada beberapa wilayah yang datanya perlu digali lebih dalam.

Baginya, buku setebal 256 halaman ini hanyalah pembuka. MPID berkomitmen untuk terus mengoptimalkan peran penulis muda dalam meneliti sejarah lokal yang masih tersembunyi.

“Buku ini adalah ‘bunga rampai’ awal. Kami masih terus menggali data sejarah lainnya. Harapan kami, karya ini menjadi pemantik bagi kader Muhammadiyah lainnya untuk menjalankan peran dakwah yang lebih berarti dengan berpijak pada nilai-nilai sejarah yang kokoh,” pungkas Andi. (*)

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments