PWMU.CO – Pada Kamis – Jumat (23-24/1/2025), Tapak Suci Putera Puteri Muhammadiyah (TSPM) Takerharjo Solokuro mengadakan kegiatan Camp dan Tadabbur Alam di Taman Leha Leha Setalok Padek Sumurgayam Paciran Lamongan.
Kegiatan ini diikuti oleh siswa siswi MIM 03, MTsM 07, dan MAM 08 Takerharjo. Tingkatnya dari sabuk polos, hingga kader. Para pembina pun mendampingi mereka.
Sesudah peserta dan pembina berkumpul di MIM 03 Takerharjo, apel pemberangkatan pun dilaksanakan di halaman. Koordinator Pembina, Irhamil Muhajirin mengabsen peserta dan barang bawaannya.
Muhajirin tak lupa berpesan, “jaga adab, kesopanan, dan ketertiban.”
Tetiba di lokasi, peserta disambut hijaunya alam. Pohon aren banyak tumbuh menjulang. Jagung petani banyak tertanam di kanan kiri lokasi. Tenda segera didirikan.
Berikutnya upacara pembukaan dipimpin Bapak Yazidul Khoir SSos, ketua Unit TSPM Takerharjo tersebut memberi sambutan sekaligus memaparkan tujuan kegiatan dan memberi tiga pesan.
Pertama, ia menegaskan bahwa kegiatan ini sebagai penguatan ideologi. Artinya bukan sekedar belajar bela diri, tapi untuk jangka panjang persiapan kader Muhammadiyah.
Kedua, kegiatan ini juga untuk persiapan Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) dan kegiatan-kegiatan TSPM Unit Takerharjo ke depan.
Ketiga, kegiatan ini untuk penguatan ukhuwah tali silaturrahim. Beliau berpesan agar sesama kader harus saling membatu, ada kepedulian, dan dapat meniru filosofi padi. Semakin berisi semakin merunduk. Sehingga bisa menjadi generasi penerus yg handal.
Di akhir sambutanya, Yazidul Khoir menegaskan bahwa sebagai kader Tapak suci harus dapat menjaga marwah organisasi. Selain itu di manapun berada harus berguna dan bermanfaat sesuai dengan ikrar Tapak Suci.
Setelah upacara peserta shalat berjamaah, dzikir, dan mengaji. Kemudian mereka makan bersama. Lalu dilaksanakan kegiatan inti tadabbur di malam hari.
Ketika tadabbur alam itulah beberapa materi dipapar dan diujikan. Diantaranya adalah materi tentang keIslaman, keMuhammadiyaan, sejarah Tapak Suci, dan kesehatan mental serta ketangguhan fisik.
Usai tadabbur alam, mereka berlayar di pulau kapuk. Mereka meniupkan pada kedua tangannya dan membaca Al Falaq dan An Nas lalu mengusap seluruh tubuhnya. Mereka bangun di sepertiga malam. Mereka tahajud dan salat subuh berjamaah.
Selanjutnya peserta dan pembina senam ceria, serta sarapan bersama. Lebih dari itu mereka berenang di kolam yang telah tersedia dan menjadi agenda terakhir sebelum upacara penutupan.
Biarpun pakaian basah kuyup, badan lelah, dan kembali pulang menaik colt mitsubishi sambil berdiri, mereka riang gembira. Apalagi mereka tetap sehat dan selamat serta bertaubat sampai di rumah.
Penulis Mushlihin Editor ‘Aalimah Qurrata A’yun