PWMU.CO – Sabtu pagi itu (25/1/2025), udara sejuk membalut Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School (MBS) Smamuga Tulangan. Suara murottal al-Quran mengalun lembut dari dua kendaraan yang bersiap membawa rombongan santri menuju tujuan istimewa: Santerra Laponte Malang. Bukan sekadar rekreasi, perjalanan ini adalah bentuk tadabbur alam, agenda rutin tahunan untuk mengajak santri menyelami keindahan ciptaan Allah Swt.
Bagi para santri, hari itu bukan hanya tentang menjelajahi tempat wisata, tetapi juga merenungi kebesaran Allah melalui tanda-tanda alam. Idris MPd, Kepala Pengasuh (Mudhir) MBS Smamuga, menjelaskan bahwa tadabbur alam bukan sekadar perjalanan biasa.
“Kegiatan ini bertujuan untuk hiburan dan penyegaran, tetapi tetap berlandaskan nilai-nilai Islami. Kami ingin para santri tidak hanya bersenang-senang, tetapi juga semakin menyadari kebesaran Allah Swt melalui keindahan ciptaan-Nya,” ujar Idris dengan nada penuh semangat.
Perjalanan yang Penuh Makna
Pukul 06.30, dua kendaraan, Isuzu Elf dan Toyota Innova, melaju meninggalkan pondok. Di dalam mobil, lantunan murottal al-Quran terus mengiringi perjalanan. Suasana penuh ketenangan dan keberkahan terasa jelas, menciptakan pengalaman yang berbeda bagi santri.
“Dengan murottal ini, hati para santri bisa tetap terjaga. Selain itu, kami memohon perlindungan dan keselamatan dari Allah selama perjalanan,” kata Idris.
Dua jam lebih berlalu, rombongan akhirnya tiba di Santerra Laponte Malang. Begitu kaki melangkah masuk, wajah-wajah santri terlihat berseri-seri. Wahana-wahana penuh warna dan keindahan taman bunga yang memanjakan mata menjadi pelengkap sempurna untuk hari itu.
“Melihat kegembiraan mereka membuat hati saya lega. Kebahagiaan santri adalah kebahagiaan kami juga,” ujar salah seorang musyrif yang mendampingi.
Santap Siang di Alun-Alun Batu
Setelah puas mengeksplorasi Santerra, rombongan melanjutkan perjalanan ke Alun-Alun Kota Batu. Di sana, mereka menunaikan shalat di masjid sekitar sebelum menikmati makan siang bersama.
“Momen seperti ini selalu istimewa. Bersama-sama shalat, lalu makan siang, itu membuat kami semakin kompak,” ungkap salah seorang santri dengan senyum lebar.
Usai makan, rombongan melanjutkan agenda ke pusat oleh-oleh khas Malang. Aneka camilan, keripik, dan suvenir dibeli dengan penuh semangat, menjadi kenang-kenangan dari perjalanan ini.
Belajar dari Keindahan Alam
Menurut Idris, tadabbur alam adalah salah satu cara untuk meningkatkan keimanan dan rasa syukur kepada Allah Swt. Ia mengingatkan bahwa segala keindahan alam yang dilihat santri merupakan tanda-tanda kebesaran Sang Pencipta.
“Sebagaimana firman Allah dalam QS. ar-Rum ayat 22 dan QS. ar-Rad ayat 4, keindahan langit, bumi, dan segala isinya adalah bukti nyata kekuasaan-Nya. Dengan merenungi ini, iman kita akan semakin bertambah,” ujar Idris.
Ia juga menekankan manfaat lain dari kegiatan ini, seperti menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk menjaga kelestarian alam dan meningkatkan kreativitas santri dalam memanfaatkan alam sebagai sumber ilmu.
Kembali dengan Rasa Syukur
Pukul 19.15, rombongan tiba kembali di pondok dengan selamat. Wajah lelah para santri tidak mampu menyembunyikan kebahagiaan mereka. Perjalanan ini mungkin telah selesai, tetapi pelajaran yang mereka dapatkan akan terus tertanam di hati.
“Meski lelah, rasanya semua terbayarkan. Alhamdulillah, kami bisa kembali ke pondok dengan selamat. Semoga perjalanan ini semakin memotivasi santri untuk belajar dan mendekatkan diri kepada Allah Swt,” tutup Idris.
Hari itu, para santri tidak hanya pulang membawa oleh-oleh fisik, tetapi juga oleh-oleh spiritual berupa rasa syukur dan keimanan yang semakin kuat. Sebuah perjalanan yang penuh hikmah dan makna. (*)
Penulis Zulkifli Editor Wildan Nanda Rahmatullah