Setelah melaksanakan diskusi, setiap kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusinya. FGD ini menciptakan suasana interaktif dan memberikan ruang bagi para pendidik untuk saling belajar.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, di mana peserta sangat antusias mengajukan pertanyaan kepada narasumber. Pertanyaan yang diajukan mencakup cara menangani santri yang mengalami tekanan mental hingga strategi kolaborasi antara pengasuh dan guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Dwi memberikan jawaban yang komprehensif, sehingga menambah wawasan para peserta workshop.
Acara diakhiri dengan penutupan dan doa bersama. Para peserta menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan workshop ini.
“Kegiatan ini sangat membantu kami sebagai pendidik untuk lebih memahami bagaimana mendampingi santri dalam menghadapi tantangan mereka. Semoga kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan,” ujar Umi, salah satu tenaga pendidik dan pengasuh pondok pesantren.
Pada akhir acara, moderator menyampaikan benang merah dari workshop ini.“Bimbingan konseling adalah bagian penting dari pendidikan yang tidak hanya membantu siswa mengatasi masalah, tetapi juga mendukung pengembangan potensi terbaik mereka untuk masa depan yang lebih cerah,” ujar moderator.
Workshop ini menjadi salah satu bentuk komitmen Pondok Pesantren Al-Ishlah Sendangagung, Paciran, Lamongan, dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan pengasuhan di lingkungan pesantren.
Harapannya, hasil dari kegiatan ini dapat memberikan dampak positif terhadap pembinaan para santri di masa depan.
Penulis Helmy Choiriyanto Editor Zahra Putri Pratiwig