
PWMU.CO – Rabu (29/01/2025), Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Wage gelar kegiatan Baitul Arqom Pengurus dan Karyawan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) Ranting Muhammadiyah-‘Aisyiyah dengan tema Revitalisasi Ideologi Muhammadiyah.
Dalam Majalah Muhammadiyah tahun 2021, Baitul Arqom merupakan suatu bentuk sistem perkaderan Muhammadiyah yang merupakan modifikasi atau penyesuaian dan penyederhanaan dari Darul Arqam yang berorientasi pada pembinaan ideologi dan kepemimpinan.
Kegiatan Baitul Arqom bertujuan untuk menciptakan kesamaan dan kesatuan sikap, integritas, wawasan dan cara berpikir di kalangan pimpinan maupun anggota persyarikatan dalam melaksanakan misi Muhammadiyah.
Baitul Arqom ini dihadiri oleh seluruh Pengurus dan Karyawan AUM Ranting Muhammadiyah- ‘Aisyiyah Wage berjumlah sekitar 170 peserta, di antaranya PRM Wage, Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Wage, Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Wage, Guru SD Muhammadiyah 3 Ikrom Wage, PA/KB/TK ABA Wage, BTM Ikrom, Lazismu Wage, dan ISM Wage.
Kegiatan ini juga menghadirkan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dari Yogyakarta, yaitu ustadz Dr KH Agung Danarto MAg.
Kegiatan dimulai pukul 07.00 WIB, diawali dengan pembacaan ayat suci al-Quran yang dibacakan oleh salah satu siswa SD Muhammadiyah 3 Ikrom, dilanjut dengan sambutan PRM Wage dan PCM Sepanjang.
Pimpinan Ranting Wage, ustadz Harna ST mengungkapkan dalam sambutannya, bahwa tujuan diadakannya kegiatan ini untuk merevitalisasi ideologi Muhammadiyah, dan ini juga sebagai gerakan ta’awun karena PRM wage ini juga sudah besar.
“Izin saya pakai mimbar, karena dari tadi tidak ada yang pakai. Kasihan sudah disiapkan tapi tidak dipakai,” ujar ustadz Danarto membuat seluruh peserta tertawa renyah
Ustadz Danarto juga mengungkapkan dalam ceramahnya, bahwa Islam menciptakan keselamatan kehidupan dunia dan diakhirat. Islam ada untuk kemaslahatan di dunia dan di akhirat.
Islam diturunkan kepada masyarakat Arab yang terbelakang atau jahiliyah, kemudian merubah masyarakat menjadi pembelajaran, disiplin yang tinggi, dan ikatan persatuannya kokoh.
Wahyu yang pertama kali turun adalah surat al-Alaq yang awalnya iqro’. Dengan wahyu ini, Islam semakin maju, karena “Iqro” artinya membaca. Padahal ada juga istilah “Utlu” yang artinya juga membaca.
Perbedaan iqro’ dan utlu adalah iqro’ tidak sekedar membaca, tapi harus memahami. Sedangkan utlu membaca dengan indah, tapi tidak perlu memahami isinya. Dengan adanya wahyu ini, suatu saat membuat Islam semakin maju, dan sekarang ini Islam kembali lagi mengalami kemunduran.
“Bagaimana cara mengatasinya? Maka kita salah satunya adalah dengan Islam berkemajuan,” ujarnya. Menurut ustadz Danarto, Islam berkemajuan adalah Islam yang murni, tanpa ada kebudayaan dan memiliki motivasi untuk menguasai peradaban sesuai al-Quran dan Sunnah dengan akal pikiran.
“Hadirin, Muhammadiyah yang masih mengurusi umat berarti Muhammadiyah masih maju, sedangkan Muhammadiyah yang sudah tidak mengurusi umat berarti Muhammadiyah sudah selesai,” pungkas ustadz Danarto.
“Jika saya gambarkan Muhammadiyah adalah 5M, Maju, Murni, Moderat, Memberi manfaat, dan Menggerakkan,” tambah ustadz Danarto.
Ceramah berlangsung sampai pukul 09.00 WIB. Kemudian, diakhiri dengan doa dan pembagian doorprize.(*)
Penulis Khoirun Nisa Editor Zahrah Khairani Karim