PWMU.CO – SMA Muhammadiyah 3 Tulangan (Smamuga) Sidoarjo menggelar pawai dan lomba keagamaan dalam rangka memperingati Isra Mikraj 1446 H. Kegiatan pembukaan berlangsung di lapangan basket sekolah, dibuka secara resmi oleh Wakil Kepala Sekolah bidang Islam, Kemuhammadiyahan, dan Agama (Ismuba), Drs H Agus Kholil MPdI, Kamis (30/1/2025).
Turut hadir dalam acara tersebut, Kepala Smamuga, Hartatik SPd, para wakil kepala sekolah, serta majelis guru. Organisasi siswa seperti Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dan Pasukan Baris-Berbaris Smamuga (Pabasmuga) juga berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Dalam sambutannya, Agus Kholil menekankan pentingnya memperingati Isra Mikraj sebagai momen untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ia menjelaskan bahwa peristiwa ini membawa pesan utama, yaitu perintah shalat lima waktu yang langsung diterima oleh Rasulullah SAW dari Allah SWT di Sidratul Muntaha.
“Ketika memperingati Isra Mikraj, seharusnya kita semakin mendekatkan diri kepada Allah. Karena shalat adalah oleh-oleh utama dari perjalanan Rasulullah SAW saat Isra Mikraj,” ujar Agus Kholil yang juga Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Kedurus Tulangan.
Shalat Sebagai Tiang Agama
Dalam ceramahnya, Agus Kholil mengutip kisah budayawan, Sujiwo Tejo, yang pernah berdialog dengan ustadz Das’ad Latif. Sujiwo Tejo mengaku mampu menjalankan puasa dan rukun Islam lainnya, tetapi belum bisa melaksanakan shalat.
Ustadz Das’ad Latif pun menjelaskan bahwa shalat adalah kunci diterimanya amal ibadah lainnya di sisi Allah SWT.
“Nanti di akhirat, yang pertama kali dihisab adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka amalan lain juga akan dinilai baik. Sebaliknya, jika shalatnya tidak dinilai, maka amalan lain juga tidak bernilai,” kata Agus Kholil menirukan perkataan ustadz Das’ad Latif.
Agus Kholil juga mengingatkan bahwa melaksanakan shalat bukan hanya soal kewajiban, tetapi juga kebutuhan bagi setiap muslim. Ia mengajak para siswa untuk menjaga shalat lima waktu, terutama secara berjamaah di awal waktu.
Menjemput Hidayah Melalui Shalat
Menurut Agus Kholil, kewajiban shalat berjamaah di sekolah bukan sekadar aturan, melainkan bagian dari upaya menjemput hidayah Allah SWT.
“Terkadang ada siswa yang bertanya, kenapa shalat di sekolah diabsen? Tujuannya bukan sekadar aturan, tapi sebagai proses agar kita semua bisa menjemput hidayah Allah. Harapannya, semua siswa dan guru di sini bisa bersama-sama menuju surga,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa shalat adalah pembeda antara orang mukmin dan kafir. Oleh karena itu, apapun keadaannya tidak boleh meninggalkan shalat, termasuk dalam kondisi sibuk seperti saat ada pertandingan atau latihan futsal.
“Jika ada jadwal pertandingan atau latihan, shalat bisa dijamak. Dzuhur dengan Ashar, Maghrib dengan Isya. Itu lebih baik daripada meninggalkan shalat sama sekali,” tutup Agus Kholil.
Acara peringatan Isra Mikraj di Smamuga ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya shalat, dan memperkuat nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari.(*)
Penulis Zulkifli Editor Zahrah Khairani Karim