
PWMU.CO – Program Pengembangan Potensi (PP) Life Skill Tata Boga di SMA Muhammadiyah 3 Tulangan (Smamuga) semakin diminati. Tak hanya sekadar ekstrakurikuler, program ini telah melahirkan banyak lulusan sukses, mulai dari chef profesional hingga wirausahawan kuliner.
Salah satu pembina PP Life Skill Tata Boga Smamuga, Muftinah Andriani Abdi SPsi mengungkapkan bahwa program ini telah berjalan lebih dari satu dekade dan terus berkembang. Bahkan, salah satu alumninya dari angkatan 2019/2020 kini dipercaya sebagai chef di Hotel Luminor Sidoarjo.
“Saya lupa nama lengkapnya karena jumlah siswa cukup banyak waktu itu, tapi yang jelas dia sudah sukses berkarier sebagai chef andalan di hotel ternama,” ujarnya, Jumat (31/1/2025).
Saat ini, ekstrakurikuler Tata Boga Smamuga telah diikuti lebih dari 120 siswa, yang terbagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama berjumlah 72 siswa, sementara kelompok kedua sekitar 40 siswa.
Andriani mengungkapkan bahwa sejak pertama kali dibuka, ekstrakurikuler ini sudah menarik banyak peminat, terutama dari kalangan siswi. Namun, tren baru menunjukkan bahwa siswa laki-laki pun mulai tertarik mengikuti kegiatan ini.
“Dulu kebanyakan perempuan, tapi sekarang siswa laki-laki juga mulai antusias. Ini perkembangan yang membanggakan,” katanya.
Kurikulum Berbasis Keterampilan dan Wirausaha
Keberhasilan program ini tidak terlepas dari penerapan kurikulum berbasis keterampilan dan kewirausahaan. Materi yang diajarkan pun disesuaikan dengan tingkat kelas masing-masing.
1. Kelas X
‣ Semester 1: Pengetahuan bahan makanan, peralatan masak, metode memasak, dan pengolahan buah menjadi makanan.
‣ Semester 2: Pengetahuan bumbu dan rempah, pembuatan garnish, pengolahan masakan Nusantara, serta dasar-dasar kewirausahaan.
2. Kelas XI
‣ Semester 1 dan 2 : Pengetahuan tentang berbagai jenis tepung, pengolahan kue tradisional, serta pembuatan kue modifikasi.
3. Kelas XII
‣ Fokus pada penyajian makanan (table manner), pengolahan hidangan pembuka (appetizer), hidangan utama (main course), hidangan penutup (dessert), hingga kreasi street food dan strategi pemasaran.
“Kami selalu mengutamakan praktik. Sebelum terjun langsung, siswa dibekali teori terlebih dahulu agar lebih memahami konsep memasak secara profesional,” jelas Andriani.
Belajar Memasak Sekaligus Berbisnis
Selain belajar memasak, siswa juga diajarkan strategi pemasaran. Mereka mempromosikan hasil masakan mereka melalui media sosial satu hari sebelumnya agar pembeli bisa memesan lebih awal.
Jika masih ada sisa, makanan biasanya dijual kepada teman-teman atau para guru di sekolah.
“Ini bukan sekadar ekstrakurikuler, tapi bekal keterampilan hidup. Minimal, siswa bisa memasak untuk diri sendiri. Lebih jauh, kami ingin mereka bisa membuka usaha sendiri setelah lulus,” kata Andriani.
Program ini dilaksanakan setiap hari Jumat setelah shalat Jumat, dan para siswa terlihat semakin antusias mengikutinya.
Dengan meningkatnya minat siswa, PP Life Skill Tata Boga Smamuga diharapkan bisa terus berkembang dan mampu melahirkan lebih banyak lulusan yang sukses, baik di dunia profesional maupun sebagai wirausahawan mandiri. (*)
Penulis Zulkifli Editor Ni’matul Faizah