PWMU.CO – Seringkali orang salah mengira, bahwa belajar jurnalistik hanya soal membuat berita. Padahal ada banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dengan belajar jurnalistik. Bahkan jurnalistik bisa menjadi metode melatih logika dan karakter.
Berikut manfaat belajar jurnalistik sebagaimana diungkap Ahmad Faizin Karimi, master trainer Sekolah Menulis Inspirasi yang juga Sekretaris Majelis Pustaka Infomasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gresik kepada PWMU.CO, Kamis (2/11) melalui sambungan seluler.
Pertama, berpikir holistik. Ketika seseorang menulis berita, ia dituntut untuk memberikan informasi yang lengkap mengenai unsur-unsur berita. Ada satu saja unsur berita yang kurang, itu berarti informasi yang diberikan belum menyeluruh.
Kedua, berpikir kreatif.
Seringkali dalam satu peristiwa ada banyak media atau wartawan yang meliput. Agar berita yang diterbitkan tidak terkesan sama dengan media lain, seorang jurnalis perlu berpikir kreatif. Mencari sudut pandang (angle) tertentu yang unik.
Ketiga, berpikir kritis-sintetis. Seorang jurnalis yang baik tidak mudah percaya begitu saja ucapan narasumber. Ia perlu melakukan validasi informasi, baik dengan melakukan cross-check pada narasumber lain, observasi, maupun dengan melakukan studi literatur.
Keempat, melatih keingintahuan dan empati. Tanpa keingintahuan, seseorang akan sulit menemukan potensi-potensi berita. Dan tanpa empati, berita yang ia tulis akan cenderung kurang “hidup”. Jurnalis yang baik memiliki keingintahuan tinggi pada setiap hal, dengan mencari tahu maka ia menemukan informasi-informasi baru yang bagus untuk diberitakan. Jurnalis yang empati, akan menemukan aspek-aspek kemanusiaan yang juga kuat untuk menciptakan berita yang menggugah.
Kelima, melatih kepercayaan diri. Seorang jurnalis bukanlah mata-mata atau “kuping-kuping” yang mencuri informasi dari jauh. Ia harus mendekat kepada sumber berita, mengamati dan bertanya. Untuk itu akan terasah kepercayaan diri dalam relasi sosialnya.
Keenam, membentuk hubungan baik. Tidak mungkin seorang jurnalis bisa memberitakan banyak peristiwa jika ia tidak punya banyak relasi. Ia bertemu dengan orang-orang baru, punya kenalan baru sebagai sumber berita sekaligus menjaga hubungan baik dengan sumber berita lain yang sudah ia kenal sebelumnya.
Ketujuh, bersikap obyektif. Meski jurnalis berhubungan baik dengan sumber berita, ia tetap harus obyektif. Dalam arti pemberitaannya faktual, tidak melakukan pemutarbalikan fakta.
Demikian tujuh manfaat belajar jurnalistik menurut Ahmad Faizin Karimi. Tentu masih banyak lagi manfaat lain yang bisa Anda dapatkan. Jadi, jangan ragu menekuni aktifitas jurnalistik. (MN)