PWMU.CO – Anak-anak yang mengalami kekurangan fisik seringkali membuat mereka kurang percaya diri. Dalam upaya membangun kepercayaan diri mereka, salah satu caranya adalah sosialisasi dengan lingkungan. Untuk itulah, Cahaya Inklusi NusanTara (CINTA), lembaga khusus yang mau memberdayakan kaum difabel di Suko Lekok Sepanjang Sidoarjo, mengunjungi SMA Muhammadiyah 10 Surabaya, (8/4).
10 penyandang difabel diajak oleh Penggagas Lembaga Cinta, Eka Pratama, belajar bersama di SMAM 10, yang juga langsung didampingi pengurus Dewan Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Sulistyanto. Beragama kekurangan fisik para difabel yang ikut ke sekolah ini. Mulai yang kakinya tidak sempurna, cacat karena polio, tidak bisa berjalan, dan lain-lainnya. “Anak-anak difabel bisa mandiri, mereka bisa membuka peluang pekerjaan untuk dirinya masing-masing,” jelas Eka, sambal menambahkan perlunya lingkungan untuk mendukung kreativitas mereka.
Tampak Syafi’i, yang kelahiran Bangkalan, tidak punya tangan dan kaki kanan, mulai berinteraksi dengan para siswa. Padahal sebelumnya, pria 24 tahun ini tidak pernah sekolah, dan tidak pernah berani keluar rumah. Begitu juga Yasin, yang berasal dari Nganjuk dan tidak pernah sekolah karena tubuhnya yang pendek dan tidak bisa menoleh, merasa enjoy belajar di kelas ini.
Sementara bagi pihak SMAM 10, kehadiran para difabel ini merupakan pebelajaran kehidupan secara langsung. Selain belajar empati secara langsung, mereka juga belajar bersama bagaimana seseorang harus bisa membuka masa depan yang lebih baik. (aan)