
PWMU.CO – Kesiapan dalam menghadapi situasi darurat bisa menjadi penentu antara hidup dan mati, itulah alasan RSU Aisyiyah (RSUA) Ponorogo menggelar pelatihan kegawatdaruratan bagi non-nakes, Rabu (12/02/2025).
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar dalam penanganan keadaan darurat kepada peserta, yang sebagian besar adalah ketua dan sekretaris Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) se-Kabupaten Ponorogo.
Pelatihan ini dilaksanakan di Aula Nyai Ahmad Dahlan dan menghadirkan dr Erik Widyyantoro, dokter IGD RSUA Ponorogo, sebagai narasumber utama. Dalam sesi pelatihan tersebut, dr Erik menjelaskan secara rinci mengenai langkah-langkah pertolongan pertama dalam berbagai situasi kegawatdaruratan. Situasi itu seperti penanganan korban kecelakaan, serangan jantung, serta kondisi kritis lainnya yang sering kali membutuhkan tindakan cepat sebelum bantuan medis profesional tiba.
Selain mendengarkan materi dan mendapatkan kesempatan bertanya, peserta juga diminta untuk praktik resusitasi jantung paru (RJP), yaitu prosedur pertolongan pertama darurat untuk menyelamatkan nyawa seseorang yang mengalami henti jantung.

Moh Abangin SKep Ns, Kepala Bagian Humas RSUA Ponorogo selaku penanggung jawab acara, berharap agar pelatihan ini dapat memberikan manfaat besar bagi peserta.
“Semoga melalui pelatihan ini, para peserta dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam situasi nyata. Kami juga berharap ini menjadi pengalaman baru yang berguna, khususnya dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya penanganan darurat yang cepat dan tepat,” ujarnya.
Selain itu, Abangin menambahkan bahwa sebagai tindak lanjut dari pelatihan kegawatdaruratan ini, akan ada kegiatan lanjutan yang bertujuan untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilan peserta dalam menangani situasi darurat. Kegiatan lanjutan ini dirancang khusus untuk non-nakes di RSUA Ponorogo, dengan fokus pada simulasi praktis dan pemahaman lebih mendalam mengenai prosedur kegawatdaruratan.
Kegiatan ini mendapat respons positif dari para peserta yang merasa mendapatkan wawasan tambahan mengenai cara-cara tanggap darurat yang dapat membantu menyelamatkan nyawa. Mereka berharap pelatihan serupa dapat lebih sering dilakukan untuk memperluas pemahaman masyarakat dalam penanganan kasus kegawatdaruratan sehari-hari.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan masyarakat dapat lebih siap menghadapi situasi darurat sekaligus meningkatkan peran aktif dalam menjaga keselamatan di lingkungan sekitar. RSUA Ponorogo berkomitmen untuk terus melaksanakan program edukasi kesehatan sebagai bagian dari tanggung jawab sosialnya terhadap masyarakat.
Penulis Miftahul Rahman Editor Zahra Putri Pratiwig