PWMU.CO – Pagi itu seluruh siswa berkumpul di lapangan. Merka melakukan apel dan pembacaan ikrar. Tampak 4 orang siswa berdiri di depan barisan layaknya seorang pemimpin. Dengan lantang mereka mengucapkan butir-butir Pancasila yang diikuti dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Pemandangan seperti itu berlangsung di TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) 5 Bungah, Gresik, Kamis (2/11/2017). Bergetar rasanya ketika mendengar gemuruh suara para nasionalis cilik itu. Serasa Bung Tomo terlahir kembali: menggelorakan heroisme bangsa melawan agresi penjajah.
Apel pagi adalah kegiatan rutin sebelum siswa memasuki kelas. Sebagai upaya menumbuhkan pendidikan karakter, guru memberi kesempatan pada siswa untuk belajar menjadi pemimpin. Hal ini bersifat voluntary atau suka rela dari siswa. Siswa yang ingin menjadi pemimpin apel akan diberi pelatihan singkat dari guru sebelum action.
“Kami tawarkan Mbak, khususnya untuk siswa kelas TK B. Siswa yang mau akan kami latih. Menjadi leader itu harus bersuara keras agar bisa didengar teman lainnya. Selain itu harus hafal naskah pancasila dan lirik lagu Indonesia raya,” tutur ibu guru Rita, pada kontributor PWMU.CO, Izzah Maulidah.
Selain melatih leadership melalui kegiatan apel pagi, TK ABA 5 Bungah juga unggul dalam penanaman iman dan taqwa (IMTAQ). Melalui kegiatan shalat dhuha berjamaah sebelum kelas dimulai, guru menumbuhkan aspek religiusitas dan fitrah ilahiah siswa. Dengan telaten, guru membimbing siswa melakukan gerakan shalat dengan baik dan benar. Tidak lupa, guru juga membiasakan adab siswa untuk berdoa dan melangkahkan kaki kanan sebelum memasuki masjid.
Jiwa patriotisme dan budi pekerti agama adalah modal awal bagi pemimpin yang arif di masa depan. Secara yuridis, bangsa kita memang tidak dijajah oleh negara tertentu. Namun kita perlu waspada terhadap penjajahan mental bangsa.
Melalui pembiasaan sederhana namun sarat makna sedari dini, semangat Bung Tomo untuk membangkitkan patritosme serasa terlahir kembali. Selamat jelang Hari Pahlawan 10 November 2017. (*)