
Mantan ketua PDM Banyuwangi Drs Syuhadak Asari saat memberikan ceramah dalam Pengajian Ahad Pagi di masjid Al Ihsan Kalibaru, Ahad (16/2/2025). (Sarwito/PWMU.CO).
PWMU.CO – Pengajian Ahad Pagi (PAP) yang berlangsung Ahad (16/2/2025) di masjid Al Ihsan Kalibaru mengambil tema “Pantang Menyerah Sebagai Karakter Muslim Sejati.”
Pengajian yang terhadiri warga Muhammadiyah Kalibaru ini menghadirkan Mantan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyuwangi, Drs Syahadak Asari, sebagai narasumber.
Mengawali ceramahnya, Syuhadak Asari mengajak hadirin untuk senantiasa bersyukur karena Allah telah meringankan kaki kita untuk menghadiri majelis ilmu ini.
Jadikan Keprihatinan untuk Menggerakkan Umat
“Jika di sana sini banyak yang merasa prihatin atas berbagai kesulitan, terutama kesulitan bidang ekonomi, mari lewat pengajian ini, kita jadikan keprihatinan kita untuk mengerakkan umat. Hanya umat yang mau bergerak yang akan diselamatkan Allah” tegas Syuhadak.
“Untuk mengatasi kesulitan hidupnya, orang tua, pendahulu kita, banyak yang melakukan hijrah dari satu tempat ke tempat yang lain” tuturnya.
“Mereka ulet, gigih, dan sabar menghadapi berbagai rintangan sebagai perwujudan dari semangat pantang menyerah itu. Payung tak dapat menghentikan hujan, tetapi payung mampu melindungi diri kita dari jatuhnya air hujan” tambah Syuhadak.
“Semua yang hidup di atas hamparan bumi ini tak akan pernah lepas dari ujian. Ulet, gigih, sabar memang tak akan dapat menghentikan ujian, tetapi dengan ulet, gigih, dan sabar kita mampu menghadapi setiap ujian.” terangnya.
Lebih lanjut, Syuhadak berujar bahwa ujian adalah persoalan yang tidak dapat dihentikan. Namun ujian dapat dihadapi dengan keuletan, gigih, dan kesabaran.
Selain itu, ia juga berkata bahwa rasa dari ujian itu memang pahit, getir, dan sangat tidak nyaman, tetapi setiap ujian pasti akan berakhir dengan rasa yang sangat manis.
Ia juga menyampaikan Firman Allah dalam QS. Az Zumar ayat 10 berikut:
“Wahai hamba-hambaku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu. Bagi hamba-hambaku yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah it uluas. Dan hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.”
Iman tanpa Takwa
“Iman tidak cukup jika tidak dilengkapi dengan takwa. Takwa menjadikan orang tidak malas. Tidak malas bangun malam, tidak malas pergi ke majelis ilmu, tidak malas bekerja, dan tidak pernah bersedih. Semua ini tidak bisa berjalan begitu saja, tetapi perlu latihan terus menerus dan tidak putus asa” jelas Syuhadak.
“Orang beriman akan selalu berbuat baik, orang yang berbuat pasti akan mendapatkan kebaikan. Berjuang menegakkan kebenaran banyak ujiannya. Iman selalu diuji” tutur Syuhadak.
“Hanya orang-orang yang sabar yang kuat menjalani ujian hingga sampai tujuan. Orang yang sabar di akhirat tidak akan ditimbang amalnya, tetapi langsung disiapkan tempat Istimewa oleh Allah swt” tambahnya.
“Sehat itu harus disyukuri, dan jika sakit harus bersabar. Jika dalam diri kita merasa kaya, maka Allah akan menjadikan kaya. Jika sabar, maka Allah akan jadikan kita orang yang sabar” terangnya.
“Jika kamu merasa cukup, maka Allah akan mencukupkan kita. Jika kamu ulet, gigih, dan sabar maka akan selalu terbimbing dan memperoleh kenikmatan yang luar biasa, mendapatkan ketenangan jiwa, rejeki yang cukup yang datangnya tidak terduga” tambah Syuhadak.
“Mari jalani hidup dengan semangat iman. Janji Allah itu jelas, semua kesulitan yang kita alami akan menjadi penebus dosa kita. Semoga silaturahim ini mengantarkan kita menjadi orang yang ulet, gigih, dan sabar.”pungkasnya.
Penulis Sarwito, Editor Danar Trivasya Fikri