PWMU.CO – Perhelatan Tanwir I Nasyiatul Aisyiyah (NA) telah dimulai secara resmi sejak kemarin (3/11). Tidak kurang Setidaknya 32 Pimpinan Wilayah PWNA (NA) se-Indonesia berbondong-bondong datang ke Banjarmasin, lokasi Tanwir berlangsung. Mereka hadir memenuhi gedung Sultan Suriansyah, Banjarmasin.
Selain perhelatan Tanwir yang mengambil tempat di dalam ruangan, yang tak kalah meriahnya di luar ruangan adalah keberadaan berbagai stan bazar dan juga penampilan drum band. Meski sempat diguyur hujan deras bercampur angin hingga membasahkan dagangan mereka, para pedagang tetap tidak putus asa menyusun kembali barang dagangan yang sempat berantakan.
(Berita terkait: NA Harus Desain Pendidikan Anak sebagai Hafidz Quran dan Imam Masjid)
Tak terkecuali Badan Usaha Nasyiatul Aisyiyah (BUANA), milik PWNA Jawa Timur. Ada 4 BUANA milik Pimpinan Daerah NA PDNA dan satu BUANA dari PWNA Jatim yang turut menjajakkan produknya. PDNA tersebut antara lain Lamongan, Kota Blitar, Tuban dan Banyuwangi, sementara dari PWNA adalah produk dari BMT Dinar.
Produk-produk yang dijual diantaranya adalah sambal rujak khas Lamongan, krudung berlogo Nasyiah, buku, batik, kue kering, bross dan sabun herbal.
“Barang sudah habis sebelum dipajang, saya jadi kewalahan. Pembeli gak mau kalau dikirim. Tahu begitu, kami bawa banyak,” kata Desi Ratnasari, Ketua PDNA Lamongan.
(Berita terkait: Tanwir Nasyiatul Aisyiyah Dibuka Hari Ini di Banjarmasin)
Sepanjang kegiatan pra-Tanwir PWNA Jatim memang sudah gencar mempromokan produknya, terutama sambal rujak dari Lamongan. Selain itu bross dan kerudung berlogo Nasyiah juga banyak dicari.
Keberadaan BUANA dari Jatim ini pun mendapat apresiasi dari Pimpinan Pusat NA. Oleh PPNA, Jatim tercatat sebagai PWNA yang memiliki banyak BUANA yang potensial. Dan tentu saja, patut dijadikan studi banding. (afni)