PWMU.CO – Rangkaian perhelatan Tanwir I Nasyiatul Aisyiyah resmi ditutup pada Ahad, (5/11) di Ballroom Hotel Grand Mentari, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Digelar sejak 3 November 2017, Tanwir ini mengusung tema ‘Perempuan Muda Berkemajuan untuk Keadilan Sosial’.
“Tema ini dipilih untuk merepresentasikan dan menyuarakan kepentingan-kepentingan perempuan terkait akses dan kebijakan yang masih memprihatinkan di Indonesia melalui gerakan-gerakan perempuan yang dilakukan Nasyiatul Aisyiyah,” jelas Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PPNA), Diyah Puspitarini.
(Baca juga: Inilah Jajanan Khas Jatim yang Laris Manis di Stan Bazar Tanwir Nasyiatul Aisyiyah)
“Tanwir I Nasyiatul Aisyiyah menghasilkan putusan yang disebut dengan Manifesto Banjarmasin,” tambah Dyah.
Berikut adalah 8 poin isi Manifesto Banjarmasin:
1. Wujudkan Zero Stanting dengan Gerakan Pemenuhan Gizi Nasional pada perempuan dan anak.
2. Mengecam keras terhadap maraknya praktik traffiking online yang menjadikan perempuan sebagai objek.
3. Hentikan penayangan iklan rokok sebagai wujud komitmen menyelamatkan keluarga dari asap rokok.
4. Mewaspadai informasi hoax sebagai sumber rujukan perempuan dan anak.
5. Mendorong pemenuhan kuota minimal 30 % perempuan di ruang publik
6. Adanya perlindungan dan penegakan hukum bagi korban kejahatan kekerasan terhadap perempuan dan anak
7. Stop narkoba bagi keluarga muda produktif.
8. Stop korupsi
(Baca juga: NA Harus Desain Pendidikan Anak sebagai Hafidz Quran dan Imam Masjid)
Agenda Tanwir I diantaranya adalah laporan kebijakan PPNA. Kegiatan ini sendiri dibuka secara resmi oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, Siti Noorjannah Johantini, di Gedung Sultan Suriansyah Kota Banjarmasin, (3/11/). Sementara untuk acara penutupan dilakukan oleh Ketua PP Aisyiyah, Siti Aisyah,
Hadir pula dalam kegiatan ini adalah Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Zulkifli Hasan, serta berbagai diskusi. Diantaranya dengan menghadirkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Menteri Agama RI, Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antar Agama dan Peradaban, serta Perwakilan Pimpinan Pusat Muhammadiyah. (afni)