PWMU.CO – Rustiningsih, Ilya dan Umi Badriah benar-benar mewarisi nilai perjuangan KH Ahmad Dahlan. Dengan prinsip berjuang ikhlas semata karena Allah, mereka tetap semangat menjadi guru di TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) 13 Desa Kramat, Kecamatan Duduk Sampeyan, Kabupaten Gresik, meski gajinya sangat kecil.
“Kami hanya ingin memajukan pendidikan putra-putri kita,” ujar Rustiningsih, Kepala TK ABA 13 Kramat, kepada PWMU.CO, Sabtu (4/11/2017). Dia berharap agar anak-anak di desanya punya dasar akidah yang lurus. Karena itu, dia dan dua guru mendukung keberadaan sekolah, dengan mengabdikan diri sebagai pengajar.
“Sesuai dengan pesan KH Ahmad Dahlan agar menjaga kemurnian ajaran Islam. Karena kami khawatir kalau tidak ada sekolah ini (TK ABA 13 Kramat, Red), mereka akan sekolah ke tempat lain, yang dasar akidahnya masih dipertanyakan,” tutur Rusnaningsih, Kepala TK ABA 13.
Kondisi TK ABA 13 Kramat sendiri cukup memprihatinkan. Sekolah ini belum terdaftar di Dinas Pendidikan Gresik karena jumlah muridnya minim. “Karena standar Diknas per kelas itu harus 10 murid. Sedang di sini hanya ada 7 siswa, 2 anak di Kelas A dan 5 di Kelas B,” ungkap wanita berusia 42 tahun itu.
Di samping itu, kata dia, tingkat pendidikan yang dimiliki guru id sini rata-rata SMA. “Sedangkan syarat Diknas untuk jadi guru TK sekarang harus S-1. Sementara guru di sini yang mengenyam pendidikan S-1 lebih memilih keluar dari desa,” kata dia. Rusnaningsih tidak menyalahkan karena mereka mencari sekolah di luar yang sudah terdaftar di Diknas. “Karena itu, untuk izin operasional, sementara ini masih bergabung dengan TK ABA 13 Desa Duduk Sampeyan,” ujarnya.
Dimintai konfirmasinya oleh PWMU.CO, Sekretaris PRM Kramat M Izzudin mengatakan bahwa 3 guru tersebut digaji Rp 250 ribu per bulan. “Dan itu diambilkan dari kas masjid dan sumbangan donatur. Kalau dihitung-hitung honor tersebut jauh dari kelayakan,” ucapnya.
Sekolah yang berjarak kurang lebih 6 KM dari jalan raya nasional Duduk Sampeyan ini memiliki dua ruang belajar. Sedangkan kantor guru menyatu dengan ruang belajar. Selaian TK ABA 13, ada juga play group. Tapi keduanya menjadi satu.” Karena guru yang sama. Guru TK ya merangkap Play Group,” jelas Izzudin.
Izzudin menambahkan, tanah yang menjadi sekolah itu, dulunya adalah wakaf dari seorang donatur. “Pak H Thohir orang yang memberikan wakaf tanah ini. Kira-kira 15 tahun yang lalu,” kata Izzudin. (Zaidun)