
PWMU.CO – Dalam acara Silaturahmi Wilayah (Silatwil) Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Jawa Timur yang digelar di Gedung Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Wakil Ketua PWM Jawa Timur, Dr Sholihin Fanani MPSDM menyampaikan materi tentang Penguatan al-Islam dan Meneguhkan Ideologi Muhammadiyah.
Acara ini dihadiri oleh puluhan aktivis LDK se-Jawa Timur yang berkomitmen untuk memperkuat dakwah Islam dan nilai-nilai Muhammadiyah di tengah tantangan zaman.
Dalam pemaparannya, Dr Sholihin Fanani mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi keislaman dan ideologi Muhammadiyah yang dinilai semakin melemah di kalangan masyarakat, terutama generasi muda.
“Saya melihat akhir-akhir ini banyak orang Muhammadiyah yang keislamannya semakin menurun. Kesadaran beragama masyarakat sekarang ini juga cenderung rendah. Mereka lebih sibuk dengan kegiatan-kegiatan sosial yang luar biasa, sementara ajaran Islam seakan-akan tidak lagi menjadi pandangan dan pedoman hidupnya,” ujarnya.
Ia menambahkan, tantangan terbesar saat ini adalah minimnya minat generasi muda terhadap kegiatan keagamaan.
“Jika pada tahun 80-an dan 90-an terjadi kebangkitan semangat belajar agama di kalangan anak muda, sekarang justru sebaliknya. Banyak anak muda yang tidak mau belajar agama. Ini menjadi tantangan besar bagi kita,” tegasnya.
Selain itu, Dr Sholihin juga menyoroti masalah ideologi Muhammadiyah yang semakin terkikis.
“Banyak warga Muhammadiyah sekarang yang tidak mau, bahkan malu menyebut dirinya sebagai kader Muhammadiyah. Bahkan, generasi muda lebih senang dengan kegiatan-kegiatan sosial tanpa label organisasi. Mereka enggan terikat dengan primordialisme organisasi seperti Muhammadiyah,” ungkapnya.
Menurutnya, LDK memiliki peran strategis dalam menghadapi tantangan ini.
“LDK harus bisa merekrut anak-anak muda yang mungkin tidak tertarik dengan kegiatan keagamaan formal. Kita bisa menarik mereka melalui dakwah berbasis komunitas atau kultural, seperti lomba poster, konten kreatif, atau kegiatan lain yang menarik bagi generasi muda,” paparnya.
Dr Sholihin juga menegaskan bahwa tujuan dakwah Muhammadiyah adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sebagai pedoman hidup.
“Agama Islam harus menjadi inspirasi dan cita-cita tertinggi dalam setiap sendi kehidupan, mulai dari kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, berbangsa, hingga bernegara. Sayangnya, saat ini banyak masyarakat yang tidak lagi menjadikan agama sebagai pedoman hidup. Mereka lebih mengandalkan akal dan logika, bahkan cenderung mengabaikan nilai-nilai agama,” imbuhnya.
Ia juga mengingatkan bahwa salah satu tujuan dakwah adalah meluruskan keyakinan yang menyimpang.
“Dakwah komunitas harus fokus pada upaya meluruskan keyakinan yang menyimpang di masyarakat. Saat ini, banyak hal yang sebenarnya bertentangan dengan agama, tetapi justru dibungkus dengan embel-embel religius, seperti wisata religi atau budaya kearifan lokal. Bahkan, kegiatan-kegiatan seperti ini sering dibiayai oleh negara melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ini menjadi tantangan berat bagi kita,” ucapnya.
Dr Sholihin kemudian mencontohkan fenomena penyimpangan keyakinan yang semakin marak, termasuk dalam konteks politik seperti Pilkada.
“Data menunjukkan bahwa praktik perdukunan dan hal-hal mistis justru semakin laris saat Pilkada. Ini menunjukkan betapa berat tantangan dakwah kita,” sambungnya.
Di akhir pemaparannya, Dr Sholihin mengajak seluruh peserta Silatwil LDK Jawa Timur untuk terus memperkuat pemahaman tentang al-Islam dan ideologi Muhammadiyah.
“Kita harus memahami Muhammadiyah dengan sebaik-baiknya. Tujuan dakwah kita adalah menegakkan ajaran Islam sebagai landasan kehidupan. Mari kita jadikan agama sebagai inspirasi dan pedoman dalam setiap langkah kita,” pungkasnya.
Acara Silatwil LDK Jawa Timur ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk memperkuat jaringan dakwah dan menghadapi tantangan zaman dengan semangat al-Islam dan Kemuhammadiyahan. (*)
Penulis Putra Bintan Editor Ni’matul Faizah