
PWMU.CO – Forum Silaturrahmi Kepala Sekolah Muhammadiyah (Foskam) SMP/MTs Muhammadiyah Kabupaten Sidoarjo menggelar Workshop “Implementasi Program Inklusi dan Pendekatan Deep Learning di Kelas” pada Rabu (26/3/2025).
Acara yang digelar di di Hotel Halogen, Juanda ini menghadirkan pemateri seorang Pengawas Dinas Pendidikan Sidoarjo, S Gustini SPd MM. Gustini menjadi pemateri dalam sesi pelatihan deep learning. Sebelum menyampaikan materi utama, ia terlebih dahulu menjelaskan Dimensi Profil Lulusan.
“Ada dimensi keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kewargaan, penalaran kritis, kreativitas, kolaborasi, kemandirian, kesehatan, dan komunikasi,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan prinsip pembelajaran mendalam yang telah diterapkan dalam kegiatan sehari-hari, yaitu pembelajaran yang bermakna, menyenangkan, dan berkesadaran. Prinsip ini memungkinkan peserta didik untuk memahami serta mengaplikasikan materi dengan lebih baik.
“Mindful learning mencakup kesadaran diri, fokus dan konsentrasi, keterlibatan aktif, penerimaan dan fleksibilitas, makna dan relevansi, serta penerapan mindfulness. Sementara itu, meaningful learning meliputi pemahaman konsep, keterlibatan aktif, relevansi dengan kehidupan, motivasi internal, serta refleksi dan evaluasi,” jelasnya.
Selain itu, terdapat konsep joyful learning, yang mencakup suasana kelas yang positif dan menyenangkan, keterlibatan aktif dan kreatif, relevansi dan koneksi dengan kehidupan nyata, motivasi dan kegembiraan dalam belajar, apresiasi serta penghargaan terhadap usaha siswa, serta fleksibilitas dan penyesuaian dalam proses pembelajaran.
Baik mindful learning, mindfulness, maupun joyful learning memiliki indikator dan subindikator yang perlu dipahami oleh guru sebagai dasar dalam menyusun perencanaan pembelajaran yang efektif.
Pemateri menyediakan kertas manila, amplop, dan lem sebagai alat bantu. Peserta diminta menyusun sub-indikator dari indikator Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning.
Dengan antusias, mereka mencari referensi pendukung untuk menyusun sub-indikator tersebut. Setiap kelompok berusaha menyusun dengan tepat dan saling bersaing untuk menyelesaikan tugas dengan benar.

Setelahnya, mereka mencocokkan hasil susunan mereka dengan materi yang dipresentasikan oleh pemateri. Jika terdapat kesalahan dalam penyusunan, peserta segera memperbaikinya hingga indikator dan sub-indikator Deep Learning tersusun dengan benar.
Setelah itu, peserta diajak menyusun perencanaan pembelajaran dengan memanfaatkan AI melalui aplikasi DeepSeek. Mereka diberikan contoh prompt yang dapat digunakan sebagai acuan dan disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi masing-masing sekolah.
“Misalnya, Saya Gustini, seorang guru profesional yang mengajar mata pelajaran IPA kelas 7 materi Ekosistem. Buatkan rancangan sebuah pembelajaran mendalam dengan pengalaman belajar siswa meliputi: Memahami, Mengaplikasikan dan Merefleksikan,” jelasnya
Selain itu jelaskan yang detail seperti karakteristik siswanya masih ada yang membuka handphone saat guru sedang menerangkan. Minat siswa bermain game dan tiktok, cara belajarnya praktik yang menyenangkan, Lingkungan tempat tinggal di perkotaan (dekat pusat bisnis, dekat perbankan, dekat pasar, dan puskesmas) Dimensi Profil Lulusannya kolaboratif, kreatif dan berpikir Kritis. Kemudian jangan lupa meminta untuk dibuatkan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan durasi 80 menit beserta asesmen dan rubrik penilaiannya.
“Setelah hasilnya diperoleh, bisa disalin ke Word dan diedit sesuai dengan template yang telah disediakan. Setiap bagian mencakup aspek memahami, mengaplikasi, dan merefleksi, sesuai dengan karakteristik pembelajaran mendalam,” sambungnya.
Para peserta memberikan kesan yang positif terhadap workshop ini.
“Saya sangat senang dan puas karena mendapatkan banyak informasi terbaru mengenai pengelolaan pembelajaran inklusif dan pendekatan deep learning. Saya berharap ada pelatihan lanjutan,” ungkap salah satu Guru SMP Muhammadiyah 3 Waru, Arif Kurniawan ST. (*)
Penulis Mahyuddin Syaifulloh Editor Ni’matul Faizah