
PWMU.CO – Memasuki bulan suci Ramadan 1446 Hijriah, MadtsaMutu Pondok Modern Paciran, Lamongan mengadakan kegiatan Darul Arqam pada Selasa-Kamis (4-6/3/2025) di Aula MadtsaMutu Pondok Modern Paciran.
Kegiatan ini diisi dengan materi yang berfokus pada pendalaman praktik shalat dua rakaat, tata cara thaharah, serta wudhu yang baik dan benar berdasarkan tuntunan Majelis Tarjih Muhammadiyah.
Wakil Kepala Bidang Kesiswaan sekaligus Ketua Panitia Kegiatan, Bahisatul Badiyah SPdI, menyampaikan bahwa Darul Arqam diagendakan selama tiga hari dan diikuti oleh siswa kelas 9. Sementara itu, untuk kelas 7 dan 8, kegiatan dikemas dalam bentuk Daurah Islamiyah dengan materi yang lebih berfokus pada praktik tata cara wudhu dan shalat, termasuk bacaan-bacaannya.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman serta meningkatkan keimanan dan ketakwaan siswa selama bulan suci Ramadan.
“Darul Arqam kami isi dengan berbagai kegiatan, dengan fokus utama memperdalam tata cara shalat yang benar. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk menambah amal ibadah di bulan Ramadan serta memotivasi siswa agar terus berlomba-lomba dalam kebaikan,” ujar Ibu Bahisatul Badiyah.
Salah satu narasumber pada hari pertama, Ustaz Fahrudin AM SAg, menjelaskan tentang pentingnya shalat. Dalam penyampaiannya, ia mengutip firman Allah dalam Surat az-Zariyat ayat 56:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
Kemudian, ia juga menjelaskan bahwa bentuk pengabdian kepada Allah adalah melalui ibadah, seperti shalat, puasa, zakat, dan ibadah lainnya.
“Shalat adalah rukun Islam yang kedua. Manusia yang rajin melaksanakan shalat akan mendapatkan balasan dari Allah berupa surga,” ujarnya.
Kemudian, ia juga menambahkan bahwa salah satu manfaat menjalankan shalat adalah agar manusia selalu mengingat Allah.
“Shalat juga dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Selain itu, shalat merupakan sarana komunikasi antara manusia dengan Allah, yang mempererat hubungan hamba dengan Sang Pencipta, Allah SWT,” imbuhnya.
Ia melanjutkan, “Lalu, bagaimana dengan hamba yang tidak melaksanakan atau sering meninggalkan shalat? Akibatnya, kuburnya akan disempitkan, dibakar dengan bara api yang sangat panas, dan ditemani oleh ular yang sangat mengerikan, yaitu Sajaul al-‘Aqra. Maka dari itu, mari kita biasakan untuk tidak meninggalkan shalat.”
Setelah memberikan materi tentang tuntunan dan tata cara shalat pada hari kedua, kegiatan dilanjutkan dengan praktik shalat beserta bacaannya. Praktik ini dilakukan dengan metode kelompok, di mana setiap kelompok dibimbing oleh Ustadz dan Ustadzah masing-masing.
Secara bergiliran, setiap siswa mempraktikkan shalat dua rakaat hingga seluruh siswa dipastikan mampu melaksanakan shalat dengan baik dan benar.

Memasuki hari ketiga, sebagaimana rutinitas pada hari pertama dan kedua, kegiatan diawali dengan shalat Dhuha, berdzikir, dan dilanjutkan dengan tadarus al-Quran. Pada sesi berikutnya, materi tentang thaharah disampaikan oleh Ustadzah Rofidah SThI.
Dalam pemaparannya, ia menjelaskan materi dengan berjudul “Pentingnya Thaharah dalam Islam: Pengertian dan Dampaknya.”
Ia menyampaikan bahwa dalam ajaran Islam, bersuci tidak hanya menjadi syarat sahnya berbagai ibadah, seperti shalat, tetapi juga memiliki manfaat besar bagi kesehatan fisik dan mental. Konsep thaharah mencakup pembersihan fisik dari hadas kecil maupun besar, serta menjaga kebersihan pakaian, tempat, dan lingkungan.
“Thaharah adalah bukti nyata bahwa Islam menempatkan kebersihan sebagai bagian dari keimanan,” ujar Ustadzah Rofidah.
Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa thaharah secara bahasa berarti bersih atau bebas dari kotoran. Dalam syariat Islam, cara melakukan thaharah tergantung pada jenis hadas yakni:
• Wudhu: Dilakukan untuk menghilangkan hadas kecil, seperti setelah buang air kecil atau buang air besar.
• Mandi wajib: Diperlukan untuk menghilangkan hadas besar, seperti setelah haid, nifas, atau berhubungan suami istri.
• Tayamum: Merupakan alternatif bersuci ketika tidak ada air, dilakukan dengan menggunakan debu bersih sesuai tata cara yang diajarkan Rasulullah SAW.
Allah SWT berfirman dalam al-Quran:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan orang-orang yang mensucikan diri.” [QS. Al-Baqarah: 222].
“Thaharah memiliki peran sentral dalam kehidupan seorang Muslim. Mengabaikannya tidak hanya berdampak pada ibadah, tetapi juga pada kehidupan sehari-hari,” sambungnya.
Ustadzah Rofidah juga menyampaikan bahwa dalam konteks ibadah, seseorang yang tidak bersuci akan kehilangan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui shalat, membaca al-Quran, dan ibadah lainnya. Hal ini dapat memengaruhi hubungan spiritual seorang hamba dengan Tuhannya, mengurangi kebersihan hati, serta melemahkan kedekatan dan keimanan kepada Allah.
Setelah penyampaian materi, sesi dilanjutkan dengan tanya jawab. Peserta terlihat sangat antusias, terutama saat membahas topik yang berkaitan dengan mandi wajib.
Sementara itu, Kepala Madtsamutu Pondok Modern Paciran, Fachruddin ST, menyampaikan bahwa kegiatan Darul Arqam bukan hanya sekadar ajang silaturahmi, tetapi juga sebagai sarana pembentukan akhlak dan karakter islami bagi siswa, sehingga mereka dapat meraih ilmu dunia dan akhirat.
“Mudah-mudahan agenda ini benar-benar menambah ilmu keagamaan dan meningkatkan kualitas ibadah siswa. Ke depannya, siswa MTs Muhammadiyah 1 Pondok Modern Paciran diharapkan dapat menjadi pribadi berkarakter Islami, sesuai dengan visi madrasah, yaitu ‘Unggul dalam Prestasi dan Berakhlak Mulia.’ Dengan demikian, mereka dapat tumbuh menjadi generasi yang bermanfaat bagi agama dan bangsa,” pungkasnya. (*)
Penulis Salnun Mahya Salsabila Editor Ni’matul Faizah