PWMU.CO– Upaya kreatif dan inovatif dilakukan mahasiswa Prodi Perbankan Syariah Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya). Guna mendakwahkan keuangan syariah, mereka gencar melakukan sosialisasi ke berbagai kalangan.
Seperti yang dilakukan pada Kamis (2/11/2017) lalu, mahasiswa Prodi Perbankan Syariah UM Surabaya mengajak siswa SD Muhammadiyah 24 Ketintang, Surabaya belajar keuangan syariah melalui game online.
Kegiatan itu diwujudkan melalui media-media kreatif edukasi, baik berupa maket lembaga keuangan syariah, poster akad keuangan syariah, dan permainan edukatif online maupun offline.
“Kebetulan acara ini bersamaan dengan visiting profesor dari University Sains Malaysia,” ujar Kholifah, inovator permainan Kokusya (Kinku Syariah) kepada PWMU.CO, Rabu (8/11/2017).
Kata dia, tantangan akademisi ekonomi Islam maupun perbankan syariah adalah memberi solusi cerdas dalam literasi yang bersifat inovatif, kreatif modern, dan menyenangkan. Literasi yang bisa membuat masyarakat kenal, paham, dan bersedia memanfaatkan layanan keuangan syariah.
Menurut Kholifah, meski semarak ekonomi Islam sedang mencapai puncaknya, namun belum diikuti pemahaman yang baik. Seperti gejala demam game online, perlu disiasati dengan memberi konten bergizi dalam mengedukasi ekonomi Islam, khususnya keuangan syariah.
“Kokusya yang kami inisiasi adalah game online yang mengedukasi keuangan syariah kepada khalayak melalui permainan petualangan,” jelasnya.
Dalam acara itu, para gamers juga diajak bergerak dan mengasah kemampuan melalui permainan ular tangga. “Permainannya mengkolaborasikan skill kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik,” imbuh Muhsin, inisiator permainan ular tangga ekonomi Islam.
Produk-produk edukasi keuangan syariah lain yang diperkenalkan adalah Kartu Si-Akad, IB-Wars, dan maket lembaga-lembaga keuangan syariah.
“Produk-produk ini bagian dari dakwah literasi keuangan syariah. Sebagai akademisi, kami wajib memberi pemahaman dengan cara menyenangkan melalui permainan-permainan sederhana, baik untuk anak sekolah dasar maupun masyarakat umum,” ujar Arin Setiyowati MA, dosen Pembina UMSurabaya.
Achmad Zaki Al Ghifari, salah seorang peserta edukasi, mengaku senang dengan serunya bermain ular tangga. “Kita dapat main bareng, belajar manfaat menabung yang akhirnya bisa beli sepeda. Kartu Si-Akadnya gambarnya juga bagus. Ada gambar rumah, hotel, dan masjid yang artinya waqaf. Daripada tidak dipakai lebih baik diberikan kepada orang lain sehingga lebih bermanfaat,” tutur siswa kelas 5 SD Muhammadiyah 24 Ketintang, Surabaya ini. (rad/yud)