PWMU.CO – Tidak seperti jamaah shalat pada umumnya, di Masjid Umar bin Khattab ini ada tradisi unik. Selepas shalat lima waktu ada ngobar alias ngopi bareng. Untuk keperluan itu, takmir masjid telah menyediakan dispenser di pintu keluar.
Beberapa jamaah tampak asyik menikmati kopi hangat dan kue khas desa. Kegiatan ini menambah keakraban antarjamaah.
Saat diwawancarai PWMU.CO, Rabu (8/11/10) malam, Abdur Rokhim, imam masjid, menyampaikan bahwa salah satu tujuan ngobar adalah alat pemicu jamaah untuk mencintai rumah Allah.
“Buktinya dalam dua pekan ini jamaah yang rata-rata petani ini semakin rajin berangkat shalat berjamaah,” ujar pria asal Brondong, Lamongan ini.
Menurutnya, pada jamaah Maghrib dan Isyak, suasana bertambah ramai karena mereka yang lintas usia bisa berkumpul bersama.
“Sarana berkumpul keluarga kita pindah ke masjid,” kata dia.
Beberapa anak usia SD yang biasanya setelah Maghrib nongkrong di depan TV kini bersama para orang tua, mereka ikut “iktikaf” sampai Isyak. Senyum dan gurauan kecil menambah suasana semakin hangat.
Dalam pantauan PWMU.CO, ide kreatif ini mendapat respon dari kalangan remaja dan pemuda lingkungan Masjid Umar Al Khattab.
Jika biasanya Ashar dan Dhuhur sepi jamaah, kini menjadi ramai. “Lumayan, kami bisa ngopi sore gratis,” kata Danil salah satu jamaah remaja. Woh, ternyata Danil dan 2 temannya bukan warga setempat, melainkan berasal dari Desa Sukorame Kecamatan Sukorame.
Rokhim menjelaskan, sumber dana ngobar berasal dari saku beberapa jamaah dan infak donator yang tidak mau disebutkan namanya.
Menurutnya, masjid milik Pesyarikatan Muhammadiyah yang ada di Dusun Tempuran, Desa Cangkring, Kecamatan Bluluk, Kabupaten Lamongan ini dibangun dengan biaya yang berasal dari donator Timur Tengah tahun 2006. (Mohamad Su’ud)