
PWMU.CO – Santri MBS Al Hikmah Gambiran yang sedang menjalankan program Santri Berkhidmat mengadakan silaturahmi dengan Abdul Rahman, salah satu sesepuh Muhammadiyah di Ranting Sembulung, Ahad (09/03/2025). Abdul Rahman, yang kini berusia 75 tahun, merupakan aktivis Muhammadiyah sejak tahun 1970-an. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Pimpinan Muhammadiyah Sembulung sekaligus Ketua Ta’mir Masjid Nurul Huda dari tahun 1980 hingga 2022.
Dalam perbincangan, Abdul Rahman mengungkapkan bahwa pada awalnya, Muhammadiyah belum berdiri di Sembulung. Sebelumnya, masyarakat lebih mengenal Masyumi. Baru pada tahun 1967, Muhammadiyah mulai hadir di Sembulung, meskipun saat itu masih belum terorganisir dengan baik.
Di bawah kepemimpinannya, Muhammadiyah di Sembulung mulai berkembang. Ia juga menjelaskan bahwa Masjid Nurul Huda merupakan salah satu masjid tertua di Kecamatan Cluring, yang telah berdiri sejak tahun 1836.
Salah satu kendala dalam penyebaran Muhammadiyah di Sembulung, menurut Abdul Rahman, adalah minimnya jumlah anggota. Pada masa awal, hanya ada enam rumah yang menjadi bagian dari Muhammadiyah. Masyarakat sekitar pun masih sulit diajak bergabung. Untuk menarik lebih banyak anggota, Abdul Rahman pernah mengadakan makan bersama dan mengundang seluruh warga agar lebih mengenal Muhammadiyah. Berkat upaya tersebut, kini jumlah anggota di Ranting Sembulung semakin bertambah.
Menanggapi program Santri Berkhidmat, Abdul Rahman menyambut baik inisiatif tersebut. Menurutnya, program ini merupakan langkah yang tepat untuk membekali para santri dalam menghadapi kehidupan bermasyarakat di masa depan. Ia berharap para santri dapat menjadi dai yang berdakwah di tempat masing-masing, menuntut ilmu dengan baik, serta mengajarkan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Abdul Rahman juga berharap Muhammadiyah di Sembulung terus berkembang dan jumlah anggotanya semakin bertambah. Saat ini, anggota Muhammadiyah yang memiliki kartu tanda anggota hanya berjumlah 60 orang. Oleh karena itu, ia menginginkan agar Muhammadiyah semakin menyebar, baik di kota maupun di pelosok desa. (*)
Penulis Muhammad Thoriq Editor Amanat Solikah