
Program Rumah Rumah Binaan Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Yustisia Universitas Muhammadiyah Surabaya. (Titin Ulfa Rodliyah/PWMU.CO).
PWMU.CO – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai organisasi mahasiswa yang berbasis keislaman dan kemasyarakatan memiliki tanggung jawab moral untuk turut serta dalam membangun peradaban yang lebih baik.
Salah satu wujud nyata dari tanggung jawab tersebut adalah melalui program Rumah Binaan yang tergagas oleh IMM Komisariat Yustisia pada bidang Sosial Pemberdayaan Masyarakat, Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Program ini tidak hanya sekedar kegiatan sosial, tetapi juga menjadi refleksi dari nilai-nilai dan prinsip IMM, yaitu tri kompetensi dasar yang mencakup religiusitas, intelektualitas, dan humanitas.
Menanamkan Nilai Keislaman melalui Keteladanan
Sebagai organisasi yang berlandaskan nilai-nilai keislaman, IMM senantiasa berupaya menanamkan nilai-nilai religius dalam setiap kegiatannya.
Dalam Rumah Binaan, nilai ini kami wujudkan melalui pengenalan tokoh-tokoh Islam yang memiliki akhlak mulia. Pada kegiatan di Kejawan Lor, Kecamatan Kenjeran, Kota Surabaya, 9 Maret lalu.
Anak-anak kami ajak untuk mengenal sosok Utsman bin Affan, sahabat Nabi Muhammad SAW yang terkenal dengan kedermawanannya lewat film kartun singkat.
Melalui kisah ini, anak-anak tidak hanya belajar sejarah, tetapi juga belajar meneladani sifat-sifat mulia sahabat nabi seperti kedermawanan, kejujuran, dan kepedulian terhadap sesama.
Materi ini kami pilih bukan tanpa alasan, melainkan kami percaya bahwa pendidikan karakter berbasis keteladanan adalah pondasi penting dalam membentuk generasi muda yang berakhlak mulia.
Sebagaimana prinsip ber-IMM yang menekankan pada pembinaan keislaman, kegiatan ini menjadi sarana untuk menanamkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin, yaitu Islam yang membawa kebaikan bagi seluruh alam.
Mengasah Kemampuan Kognitif dan Kreativitas untuk meningkatkan intelektualitas
Selain fokus pada aspek keagamaan, IMM juga menaruh perhatian besar pada pengembangan intelektual. Hal ini kami wujudkan melalui program Rumah Binaan, yang terancang untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan kreativitas anak-anak.
Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah menggambar dan mewarnai “Pohon Keluarga”. Kegiatan ini tidak hanya melatih keterampilan motorik halus anak-anak, tetapi juga membantu mereka memahami identitas diri dan hubungan dalam keluarga.
Selain itu, Kader IMM Komisariat Yustisia juga mengadakan kuis interaktif untuk menguji pemahaman anak-anak terhadap materi yang telah diajarkan.
Tujuannya adalah untuk melatih daya ingat, kemampuan berpikir kritis, serta keberanian anak-anak dalam menyampaikan pendapat.
Melalui pendekatan ini, kami sebagai kader IMM Komisariat Yustisia ingin menekankan bahwa pendidikan bukan sekadar tentang transfer ilmu. Tetapi juga tentang menciptakan ruang bagi anak-anak untuk berpikir kreatif dan mandiri.
Menumbuhkan Kepedulian Sosial melalui Aksi Nyata
Prinsip ketiga yang menjadi pilar IMM adalah humanitas, yaitu nilai-nilai kemanusiaan yang mengedepankan kepedulian terhadap sesama.
Dalam Rumah Binaan, prinsip ini kami representasikan melalui kegiatan pembagian takjil kepada masyarakat sekitar.
Setelah selesai rangkaian acara belajar, anak-anak kami ajak untuk turun langsung ke jalan dan membagikan takjil kepada warga yang melintas.
Kegiatan ini kami harapkan dapat menumbuhkan rasa empati dan kepedulian terhadap sesama.
Melalui hal ini, Komisariat Yustisia ingin mengajarkan kepada anak-anak di Rumah Binaan bahwa kebaikan tidak hanya tentang apa yang kita miliki, melainkan juga tentang bagaimana kita menggunakan apa yang kita punya untuk membantu orang lain.
Tentunya, nilai ini linear dengan prinsip humanitas IMM yang menekankan pada pentingnya solidaritas sosial dan kepekaan terhadap masalah-masalah kemanusiaan.
Generasi dalam Aksi: Berdaya, Berkarya, Bermakna
Tema “Generasi dalam Aksi; Berdaya, Berkarya, Bermakna” yang terusung dalam kegiatan ini bukan sekadar slogan, tetapi menjadi semangat yang ingin kami tularkan kepada anak-anak binaan.
Kami percaya bahwa setiap anak memiliki potensi untuk menjadi generasi yang berdaya, berkarya, dan penuh makna. Melalui Rumah Binaan, kami ingin memberikan ruang bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang, meski dalam keterbatasan.
Program ini juga menjadi bukti bahwa Komisariat Yustisia tidak hanya berwacana, tetapi juga bergerak secara progresif untuk menciptakan perubahan.
Sebagaimana prinsip IMM yang menekankan pada “amar ma’ruf nahi munkar” (mengajak pada kebaikan dan mencegah kemungkaran), Rumah Binaan hadir sebagai bentuk kontribusi nyata dalam membangun masyarakat yang lebih baik.
Rumah Binaan merupakan wujud dari semangat Komisariat IMM Yustisia untuk terus berkontribusi dalam memberdayakan masyarakat.
Lewat program yang terinisiasi oleh Bidang Sosial Pemberdayaan Masyarakat ini, IMM Yustisia mengupayakan untuk menanamkan nilai-nilai keislaman, intelektualitas, dan kemanusiaan yang menjadi pondasi gerakan IMM.
Kami yakin, dari tangan-tangan mungil anak-anak binaan ini, akan lahir generasi yang tangguh, kreatif, dan penuh makna. Sebagai penutup, bagi kami tumbuh bukan hanya soal menjadi besar, tapi juga tentang saling menumbuhkan.
Dengan semangat ini, kami mengajak semua lapisan masyarakat untuk bersama-sama menciptakan generasi muda yang berakhlak mulia, cerdas, dan peduli terhadap sesama.
Sebab, dari hal-hal kecil seperti inilah, perubahan besar akan bermula. Karena setiap langkah kecil, jika dilakukan bersama, akan menjadi jejak yang membawa kita pada masa depan yang lebih baik—Tumbuhlah dan saling menumbuhkan.
Penulis Titin Ulfa Rodliyah, Editor Danar Trivasya Fikri